Mohon tunggu...
Bilqisth Fitria
Bilqisth Fitria Mohon Tunggu... Lainnya - Writting

Melakukan yang terbaik, lebih penting

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Praktik Coaching ala Fresh Graduate

21 Januari 2021   12:00 Diperbarui: 21 Januari 2021   12:06 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Hmm, kira-kira kalau hal ini kita mulai lagi bagaimana mbak? kan tahu sendiri operator mesin kanji akan mengalami masalah saat doffing jika beam-nya tidak bersih", bujuk Fitri meyakinkan.

 "Apa itu tidak merepotkan? kerjaan saya sudah banyak mbak, masukin benang ke sisir saja sudah makan waktu lama", tukas ketua regu operator itu dengan wajah tidak suka.

"Coba mbak dipikirkan dulu, apa mbak suka departemen kita terus di complain bagian tenun karena benang sering putus? Kita harus menyingkirkan masalahnya satu per satu, salah satunya perbedaan tegangan akibat benang sisa di beam yang tidak di bersihkan", Fitri mulai memperjelas dengan ilmu yang ia dapat di bangku kuliah.

"Apakah operator akan setuju mbak?", wajahnya terlihat ragu. Ketua regu ini merasakan tekanan emosi dalam mendelegasikan tugas kepada orang lain. Kemungkinan ini adalah emotional aspec yang perlu ditangani secara tersendiri.

"Tenang saja mbak nanti akan saya bantu", Jawab Fitri optimis.

"Saya sih ikut peraturan saja mbak, tapi pisau untuk membersihkannya sudah hilang, Dulu pisau itu sering diambil oleh operator pengisi bahan baku di creel, pisaunya dikembalikan tapi dalam keadaan lengket bekas lakban, kadang malah tidak dikembalikan", Tutur operator itu sambil mengingat masa lalunya.

Pada tahap ini Fitri mulai melakukan guide, yaitu memandu individu dalam perjalanan present state (kondisi sekarang) menuju desired state (kondisi yang diinginkan). Fitri meyakinkan operator mesin hani bahwa beam dengan kondisi tidak dibersihkan akan merugikan operator mesin kanji dan menurunkan kualitas kekuatan benang pada saat di tenun akibat mengalami perbedaan tegangan benang.

Akar masalahnya sudah ditemukan,. Fitri berinisiatif untuk memperbaiki hal ini dengan coaching sederhana yang dilakukan kepada 3 ketua regu mesin hani, yaitu shift pagi, siang dan malam. Fitri melakukan pemanggilan bergilir dengan duduk tatap muka tanpa dihalangi oleh meja karena ia ingin melihat respon non-verbal dari masing-masing ketua regu.

Pertama, Fitri menjelaskan kondisi beam yang kotor akan mengganggu proses doffing di mesin kanji sehingga akan menyulitkan operator dalam memberikan cut mark ink pada benang. Kedua, operator mesin kanji kadang tertipu atas kondisi beam, mereka mengira masih ada benang di beam hani, padahal sudah habis. Benang yang dilihat itu adalah gulungan benang sisa yang tidak dibersihkan. Ketiga, Secara teori jika ketinggian gulungan tidak sama maka tegangannya akan berbeda, ini akan bermasalah ketika sampai proses menenun. Keempat, jika operator mesin hani tidak membersihkannya maka benang sisa tadi akan terus menerus menumpuk di beam.

Dari keempat poin tersebut Fitri menjelaskan bahwa pembersihan benang sisa oleh operator mesin hani akan dimulai lagi karena ia sudah membuat permintaan ke gudang untuk pisau (cutter) yang akan dibagikan kepada 3 set mesin hani dan 3 operator pengisi bahan baku di creel (shift pagi, siang, malam). Pada pisau sudah ditandai nama pemiliknya sehingga tidak mungkin tertukar. Jika pisau hilang maka operator harus menggantinya dengan uang pribadi dan jika isinya sudah habis maka dapat mengajukan permuntaan ke gudang untuk isi ulang.

Pada tahap ini Fitri sudah melakukan coach sekaligus menjadi teacher (pengajar), yaitu fokus kepada memaksimalkan sumber daya individu/kelompok supaya dapat berperilaku efektif. Fitri menjelaskan sebab dan akibat agar ketua regu dapat berfikir rasional. Disamping itu, ia menjelaskan cara melakukan suatu aktivitas dan mencapai kinerja maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun