Dari segi nilai gizi, ulat sagu menawarkan kandungan protein dan nutrisi lainnya yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan anak-anak.
Dari sisi ketersediaan dan keberlanjutan, ulat sagu adalah sumber protein lokal yang melimpah dan ramah lingkungan.
Namun, tantangan terbesar terletak pada penerimaan sosial dan budaya, yang memerlukan edukasi dan pendekatan yang tepat.
Dengan memanfaatkan potensi lokal seperti ulat sagu, Program MBG tidak hanya dapat meningkatkan gizi anak-anak, tapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan memberdayakan masyarakat lokal.
Oleh karena itu, wacana menjadikan ulat sagu atau serangga sebagai menu MBG hendaknya didukung dengan riset, edukasi, dan kerjasama lintas sektor.
Dengan pendekatan yang komprehensif, maka ulat sagu dapat menjadi simbol inovasi gizi berbasis kearifan lokal yang membawa manfaat bagi masa depan generasi penerus bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI