Pulau Saparua, yang terletak sekitar 50 mil dari Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, menyimpan berbagai keunikan tradisi yang memperkaya budaya lokal.
Salah satu tradisi yang mencolok adalah pelaksanaan hari pasar, sebuah waktu yang didedikasikan untuk transaksi ekonomi antara warga dan pedagang.
Tradisi ini tidak hanya menjadi penggerak perekonomian lokal, tapi juga mencerminkan harmoni sosial dan budaya yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Tulisan ini hendak membahas tradisi hari pasar yang unik, kuliner dan oleh-oleh khas Saparua, dan infrastruktur pasar yang perlu mendapat perhatian khusus pemerintah daerah.
Tradisi Hari Pasar, Jantung Ekonomi Lokal
Hari pasar di Saparua menjadi pilar penting dalam aktivitas ekonomi masyarakat. Ya, pasar tradisional ini dikenal dengan dua hari pasar utama, yaitu hari Rabu dan Sabtu.
Pada hari-hari tersebut, puncak transaksi terjadi, di mana hasil bumi, hasil laut, dan produk lainnya diperjualbelikan oleh pedagang dari berbagai daerah di sekitar Saparua, termasuk Pulau Nusalaut dan Pulau Haruku.
Tidak berarti bahwa di luar hari pasar tidak ada aktivitas di pasar, tapi intensitas transaksi pada Rabu dan Sabtu jauh lebih tinggi dibanding hari biasa lainnya.
Pada hari-hari tersebut, masyarakat dari 16 negeri adat di Saparua dan sekitarnya datang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sekaligus menjual hasil bumi dan laut mereka.
Pada hari pasar, mama-mama Saparua yang menjual dagangan mereka akan berpakain baju adat yang disebut baju cele. Baju cele adalah pakaian adat tradisional Maluku yang memiliki motif garis-garis geometris atau kotak-kotak kecil.
Aktivitas pasar dimulai pada pukul 05.00 pagi dan berakhir sekitar pukul 10.00 WIT, mencerminkan efisiensi waktu yang telah menjadi bagian dari tradisi ini.
Sebagai seorang pengunjung, saya dan istri berkesempatan menyaksikan langsung suasana pasar tradisional Saparua pada Sabtu, 11 Januari 2025.
Kunjungan ini menjadi pengalaman tak terlupakan, di mana kami menyaksikan keunikan interaksi ekonomi sekaligus sosial yang terjadi di dalamnya.
Suasana yang ramai sejak pagi hari menunjukkan betapa pentingnya peran pasar tradisional dalam kehidupan masyarakat Saparua.
Kuliner dan Oleh-oleh Khas Saparua, Cerminan Kekayaan Budaya Lokal
Salah satu daya tarik dari pasar tradisional Saparua adalah aneka kuliner dan oleh-oleh khas yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Pada pagi itu, kami menikmati kue waji, camilan khas berbahan dasar nasi pulut dan gula merah, yang sangat cocok untuk mengganjal perut di tengah aktivitas pasar.
Tidak hanya itu, kami juga membeli beberapa oleh-oleh seperti kue sarut, sagu tumbu, halua kenari, cakar-cakar, dan gula merah khas Saparua.
Semua produk ini tidak hanya menggoda selera, tapi juga merupakan hasil dari warisan kuliner turun-temurun.
Keunikan pasar tradisional ini terletak pada keragaman produk yang ditawarkan. Di bagian luar pasar, pedagang menjual hasil laut segar, sayur-mayur, dan buah-buahan lokal.
Sementara di bagian dalam pasar, pengunjung dapat menemukan pakaian, peralatan sekolah, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Lokasi toko pakaian milik Lisa, istri adik saya, berada di bagian tengah pasar dan menjadi salah satu tempat yang kami kunjungi.
Keberadaan toko-toko ini menunjukkan bagaimana pasar tradisional tidak hanya menjadi tempat jual beli kebutuhan pokok, tapi juga mendukung berbagai jenis usaha lokal.
Tradisi hari pasar juga menjadi sarana penting untuk mempererat hubungan sosial. Orang-orang dari berbagai negeri adat berkumpul, berbicara, dan bertukar cerita, menciptakan suasana yang penuh keakraban.
Bagi wisatawan seperti kami, kesempatan ini memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan masyarakat Saparua yang sederhana, namun kaya akan nilai budaya.
Kondisi Pasar dan Harapan untuk Perbaikan Infrastruktur
Meski suasana pasar tradisional Saparua sangat hidup, kondisi bangunan pasar perlu mendapat perhatian lebih.
Dari luar, gedung pasar tampak cukup baik, tapi ketika masuk ke dalam, terlihat jelas bahwa beberapa bagian bangunan sudah mulai usang.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pedagang dan pembeli yang menggunakan fasilitas pasar setiap hari pasar. Apalagi jika musim hujan tiba, sebagian toko pakaian di dalam pasar mengalami bocor.
Sebagai lokasi yang strategis dan penting bagi perekonomian lokal, sudah sepatutnya pasar tradisional ini mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah Maluku Tengah.
Renovasi pasar tidak hanya akan meningkatkan kenyamanan pedagang dan pembeli, tapi juga mendukung daya tarik wisata Pulau Saparua.
Dengan memperbaiki fasilitas pasar, pengalaman belanja di Saparua dapat menjadi lebih baik, sekaligus memperkuat identitas lokal sebagai destinasi wisata budaya.
Selain kondisi fisik pasar, kelancaran aktivitas di sekitar pasar juga perlu diperhatikan. Pada pagi hari yang kami kunjungi, kepadatan lalu lintas di depan pasar cukup tinggi, hingga memerlukan kehadiran seorang polisi lalu lintas untuk mengatur arus kendaraan.
Hal ini menunjukkan perlunya pengelolaan lalu lintas yang lebih baik, terutama pada hari pasar.
Kesimpulan: Menghidupkan Warisan Budaya untuk Masa Depan
Tradisi hari pasar di Pulau Saparua bukan sekadar aktivitas jual beli, tapi juga simbol dari harmoni budaya dan sosial masyarakat.
Pasar ini menjadi tempat bertemunya tradisi, ekonomi, dan hubungan sosial, yang semuanya berkontribusi pada kehidupan masyarakat lokal.
Bagi pengunjung seperti kami, pasar tradisional ini menawarkan pengalaman yang autentik dan mendalam tentang kehidupan di Pulau Saparua.
Namun, untuk menjaga dan mengembangkan tradisi ini, perhatian terhadap perbaikan infrastruktur pasar sangat diperlukan.
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam memastikan bahwa pasar tradisional ini tetap menjadi pusat aktivitas ekonomi sekaligus daya tarik wisata yang dapat mendukung keberlanjutan budaya lokal.
Dengan demikian, tradisi hari pasar Saparua tidak hanya akan tetap hidup, tapi juga menjadi contoh bagaimana warisan budaya dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman tanpa kehilangan esensinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H