Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pendidikan Berkualitas Dimulai dari Fasilitas Memadai, Potret SMA PGRI Saparua

8 Januari 2025   20:41 Diperbarui: 8 Januari 2025   20:41 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berfoto di depan papan nama SMA PGRI Saparua | Sumber: Dokumen pribadi/Billy Steven Kaitjily

Di era yang modern ini, fasilitas pendidikan, seharusnya, menjadi salah satu prioritas utama dalam pembangunan daerah.

Sekolah tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi diri dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung.

Sayangnya, masih banyak sekolah di Indonesia bagian timur yang menghadapi tantangan infrastruktur, termasuk di daerah terpencil seperti Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.

Salah satu potret kondisi pendidikan yang memprihatinkan ini dapat ditemukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI Saparua.

Sekolah ini, yang berlokasi di Jalan Nona Mila, dikenal sebagai salah satu institusi pendidikan penting di wilayah tersebut.

Namun, tantangan yang dihadapi oleh sekolah ini, mulai dari akses jalan yang belum memadai hingga ketersediaan air bersih, menjadi penghambat bagi siswa dan guru dalam menjalani aktivitas belajar-mengajar dengan optimal.

Keindahan yang Tertutup oleh Kondisi Jalan yang Buruk

Kondisi jalan berbatu menuju SMA PGRI Saparua | Sumber: Dokumen pribadi/Billy Steven Kaitjily
Kondisi jalan berbatu menuju SMA PGRI Saparua | Sumber: Dokumen pribadi/Billy Steven Kaitjily

SMA PGRI Saparua memiliki lokasi yang unik. Dibangun di atas batu karang yang kokoh, sekolah ini menawarkan pemandangan indah Kota Saparua dan teluknya.

Namun, keindahan ini seolah tertutupi oleh buruknya akses jalan menuju sekolah.

Sejak pertama kali dibangun, jalan menuju SMA PGRI Saparua belum pernah diaspal.

Jalanan yang didominasi batu karang tajam, tidak hanya menyulitkan mobilitas siswa dan guru, tetapi juga menimbulkan risiko cedera.

Sepatu yang rusak akibat terantuk batu karang adalah hal yang sering terjadi.

Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari Dinas Pendidikan Provinsi Maluku.

Infrastruktur dasar seperti jalan yang layak sangat penting untuk memastikan bahwa akses menuju sekolah tidak menjadi kendala bagi para pendidik maupun peserta didik.

Air Bersih: Kebutuhan yang Belum Terpenuhi

Kondisi pipa/saluran air menuju SMA PGRI Saparua yang sudah tidak berfungsi | Sumber: Dokumen pribadi/Billy Steven Kaitjily
Kondisi pipa/saluran air menuju SMA PGRI Saparua yang sudah tidak berfungsi | Sumber: Dokumen pribadi/Billy Steven Kaitjily

Tidak hanya akses jalan yang menjadi masalah, tetapi juga ketersediaan air bersih di SMA PGRI Saparua.

Saluran air bersih di sekolah ini sudah tidak berfungsi selama empat tahun terakhir.

Hal ini menyebabkan siswa dan guru kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti menggunakan toilet.

Untuk mengatasi masalah ini, pihak sekolah harus membeli air bersih dari mobil penjual air dan menampungnya di bak penampungan.

Meskipun solusi ini membantu sementara, biaya yang dikeluarkan tentu cukup membebani pihak sekolah.

Ketersediaan air bersih di sekolah, seharusnya, menjadi perhatian pemerintah daerah, mengingat air adalah kebutuhan dasar dalam aktivitas pendidikan.

Dinas Pendidikan dan instansi terkait perlu memberikan solusi jangka panjang agar sekolah dapat menjalankan operasionalnya dengan lebih baik.

Usulan Solusi: Pemanfaatan Air Hujan

Sebagai alternatif untuk mengatasi krisis air bersih di SMA PGRI Saparua, pihak sekolah dapat memanfaatkan potensi air hujan.

Sistem penampungan air hujan (rainwater harvesting) dapat menjadi solusi praktis dan berkelanjutan, terutama di wilayah seperti Kecamatan Saparua, di mana curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun.

Berikut adalah beberapa langkah praktis dan implementasi penampungan air hujan di SMA PGRI Saparua:

Pertama, membangun bak penampungan air hujan. Bak penampungan dapat dibangun di halaman sekolah dengan kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru.

Material yang digunakan bisa berupa beton atau tangki plastik besar yang lebih ekonomis. Lokasinya harus strategis agar mudah diakses oleh seluruh warga sekolah.

Kedua, mengintegrasikan sistem talang di atap sekolah. Air hujan yang turun di atap sekolah dapat diarahkan melalui sistem talang ke bak penampungan.

Atap sekolah yang luas dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan air hujan dalam jumlah besar, mengoptimalkan efisiensi sistem.

Ketiga, penyaringan sederhana. Untuk memastikan kualitas air, pihak sekolah dapat memasang penyaring sederhana, seperti lapisan pasir dan kerikil, sebelum air masuk ke bak penampungan.

Meskipun air ini tidak digunakan untuk konsumsi, penyaringan tetap penting agar air bersih dari kotoran dan dapat digunakan untuk keperluan seperti toilet dan menyiram tanaman di halaman sekolah.

Kesimpulan: Pentingnya Perhatian Serius terhadap SMA PGRI Saparua

Kondisi SMA PGRI Saparua mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh banyak sekolah di daerah terpencil Indonesia.

Infrastruktur jalan yang buruk dan akses air bersih yang terbatas menjadi penghalang bagi terciptanya lingkungan belajar yang optimal.

Namun, melalui solusi inovatif seperti pemanfaatan air hujan dan perbaikan akses jalan, sekolah ini dapat kembali menjadi tempat belajar yang layak bagi siswa dan guru.

Oleh karena itu, pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, harus segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki fasilitas dasar di sekolah ini.

Pendidikan adalah investasi masa depan, dan memastikan fasilitas yang memadai adalah langkah awal untuk menciptakan generasi yang cerdas, sehat, dan berdaya saing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun