Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Badan Bank Tanah, Kunci untuk Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

4 Januari 2025   19:52 Diperbarui: 4 Januari 2025   21:22 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor Badan Bank Tanah di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur | Sumber: banktanah.id

Pernah nggak sih kalian berpikir, kenapa sebagian orang hidupnya terasa lebih berat hanya karena nggak punya akses ke tanah? Padahal, tanah itu bukan cuma soal properti atau investasi, tapi juga tentang kehidupan.

Buat sebagian besar masyarakat kecil, tanah adalah sumber penghidupan utama. Nah, di sinilah peran Badan Bank Tanah jadi sangat penting.

Mungkin "Badan Bank Tanah" ini terdengar asing untuk kita. Badan Bank Tanah atau Bank Tanah adalah badan khusus yang dibentuk pemerintah pusat dan diberi kewenangan untuk mengelola tanah negara.

Saat ini, tanah negara yang dikelola Bank Tanah seluas 27.169,54 Ha yang tersebar di 40 Kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Yuk, kita bahas kenapa badan ini punya potensi besar untuk membawa perubahan positif buat rakyat!

Tanah untuk Semua

Kita semua tahu, nggak semua orang di Indonesia punya akses ke tanah. Di sisi lain, ada juga yang punya tanah luas tapi nggak dimanfaatkan dengan baik.

Ada tanah kosong, terlantar, tapi di tempat lain, banyak orang hidup serba kekurangan karena nggak punya lahan untuk bercocok tanam, membangun rumah, atau memulai usaha kecil. Ironis, kan?

Badan Bank Tanah hadir untuk memperbaiki kondisi ini. Dengan mandat untuk mendistribusikan tanah secara lebih adil, badan ini mencoba memastikan bahwa masyarakat kecil juga mendapatkan akses ke sumber daya yang seharusnya bisa dinikmati semua orang.

Jadi, bukan hanya segelintir orang kaya saja yang menikmati hasil dari tanah di Indonesia, tapi juga rakyat kecil.

Meningkatkan Ekonomi Lokal

Coba bayangin kalau masyarakat kecil punya tanah sendiri. Misalnya, petani kecil yang selama ini cuma jadi buruh tani sekarang punya lahan untuk bercocok tanam. Mereka bisa menanam padi, sayuran, atau buah-buahan dan menjual hasilnya di pasar lokal. Apa yang terjadi?  

Ekonomi lokal jadi lebih hidup! Uang yang mereka dapatkan dari hasil panen bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak-anak mereka, atau bahkan untuk memperbaiki rumah.

Tanah yang sebelumnya terlantar akhirnya bisa jadi produktif. Dampaknya bukan cuma buat petani itu sendiri, tapi juga buat masyarakat sekitar. Pasokan bahan makanan lokal meningkat, harga jadi lebih stabil, dan ketahanan pangan daerah pun ikut terjaga.

Memperbaiki Ketahanan Pangan

Ngomongin soal ketahanan pangan, ini jadi salah satu isu besar di Indonesia. Kita masih sering impor bahan pangan, padahal tanah kita luas banget!

Sayangnya, nggak semua lahan itu dimanfaatkan dengan baik. Banyak tanah subur yang cuma jadi lahan tidur alias nggak diapa-apain.

Dengan adanya Badan Bank Tanah, tanah-tanah yang terlantar ini bisa dialokasikan untuk pertanian. Masyarakat yang punya keahlian bertani tapi nggak punya lahan akhirnya bisa bekerja di tanah mereka sendiri.

Hasilnya? Kita nggak cuma ngurangin ketergantungan pada impor, tapi juga memastikan bahwa masyarakat punya akses ke makanan sehat dengan harga terjangkau.

Mengurangi Ketimpangan Sosial

Ketimpangan kepemilikan tanah di Indonesia itu nyata banget. Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) mencatat penguasaan lahan saat ini semakin timpang, terutama terkait kekuatan modal dari korporasi besar.

Berdasarkan data terbaru KPA, 68 persen tanah yang di seluruh daratan di Indonesia saat ini telah dikuasai oleh satu persen kelompok pengusaha dan badan korporasi skala besar.

Sisanya barulah diperebutkan oleh 99 persen masyarakat yang tersisa. Ketimpangan ini bikin kesenjangan sosial makin lebar.

Badan Bank Tanah mencoba menjembatani masalah ini. Dengan mendistribusikan tanah secara lebih adil, mereka berusaha menciptakan harmoni sosial.

Ketika masyarakat kecil punya akses ke tanah, mereka nggak lagi merasa tertinggal atau termarjinalkan. Ini bukan cuma soal ekonomi, tapi juga soal martabat. Setiap orang punya hak untuk hidup layak, dan tanah adalah bagian penting dari itu.

Contoh Nyata Manfaat Badan Bank Tanah

Kita bisa lihat contoh nyata dari program distribusi tanah yang berhasil di beberapa daerah. Misalnya, di Jawa Barat, ada kelompok tani yang sebelumnya cuma jadi buruh harian.

Setelah mendapat alokasi lahan dari program reforma agraria, mereka mulai mengelola lahan tersebut untuk menanam padi organik.

Dalam waktu beberapa tahun, kelompok ini nggak cuma berhasil meningkatkan pendapatan mereka, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar.

Bayangkan kalau model seperti ini diterapkan di seluruh Indonesia. Potensi ekonominya besar banget, kan? Tapi tentu, semua ini butuh pengelolaan yang serius dan dukungan dari berbagai pihak.

Badan Bank Tanah Tak Cuma Fokus di Desa, tapi Juga di Kota?

Badan Bank Tanah nggak cuma berfokus pada lahan di desa atau daerah terpencil. Di perkotaan, mereka juga punya peran besar, terutama dalam menyediakan lahan untuk perumahan rakyat.

Kita semua tahu, harga tanah di kota besar kayak Jakarta udah nggak masuk akal. Tak heran kalau banyak pekerja di kota akhirnya harus tinggal jauh di pinggiran, karena nggak sanggup beli rumah di dekat tempat kerja mereka.

Dengan pengelolaan yang tepat, Badan Bank Tanah bisa membantu menyediakan lahan untuk perumahan rakyat yang terjangkau.

Ini nggak cuma membantu masyarakat berpenghasilan rendah, tapi juga ngurangin masalah urbanisasi, macet, dan polusi akibat orang-orang harus bolak-balik dari pinggiran ke pusat kota setiap hari.

Bagaimana Kita Mendukung Program Ini?

Sebagai masyarakat, kita punya peran untuk mendukung keberhasilan Badan Bank Tanah. Berikut beberapa hal bisa kita lakukan untuk mendukung program ini:

Pertama, kita bisa ikut menyebarkan informasi soal pentingnya badan ini. Banyak orang yang mungkin belum tahu apa itu Badan Bank Tanah dan bagaimana mereka bisa terlibat.

Kedua, kita bisa memberikan masukan kepada pemerintah, misalnya lewat forum diskusi publik atau media sosial. Jangan ragu untuk menyuarakan pendapat, karena suara kita bisa jadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan program ini.

Terakhir, mari kita jaga semangat gotong royong. Kalau kita melihat ada tanah terlantar di sekitar kita, kenapa nggak coba ajukan ide untuk memanfaatkannya bersama-sama? Dengan bantuan Badan Bank Tanah, ide-ide seperti ini bisa jadi kenyataan.

Penutup: Harapan untuk Masa Depan

Badan Bank Tanah adalah salah satu upaya nyata untuk menciptakan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera. Tentu, perjalanan ini nggak akan mudah.

Tapi, kalau kita semua bekerja sama--pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta--potensi besar dari tanah Indonesia bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan bersama.

Jadi, mari kita dukung Badan Bank Tanah sebagai langkah penting untuk memutus lingkaran kemiskinan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah untuk semua rakyat Indonesia.

Tanah adalah milik bersama, dan manfaatnya harus dirasakan oleh semua, bukan hanya segelintir orang.

Referensi:

banktanah.id

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210913163421-20-693661/kpa-sebut-puncak-ketimpangan-68-tanah-dikuasai-1-korporasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun