Berdasarkan data terbaru KPA, 68 persen tanah yang di seluruh daratan di Indonesia saat ini telah dikuasai oleh satu persen kelompok pengusaha dan badan korporasi skala besar.
Sisanya barulah diperebutkan oleh 99 persen masyarakat yang tersisa. Ketimpangan ini bikin kesenjangan sosial makin lebar.
Badan Bank Tanah mencoba menjembatani masalah ini. Dengan mendistribusikan tanah secara lebih adil, mereka berusaha menciptakan harmoni sosial.
Ketika masyarakat kecil punya akses ke tanah, mereka nggak lagi merasa tertinggal atau termarjinalkan. Ini bukan cuma soal ekonomi, tapi juga soal martabat. Setiap orang punya hak untuk hidup layak, dan tanah adalah bagian penting dari itu.
Contoh Nyata Manfaat Badan Bank Tanah
Kita bisa lihat contoh nyata dari program distribusi tanah yang berhasil di beberapa daerah. Misalnya, di Jawa Barat, ada kelompok tani yang sebelumnya cuma jadi buruh harian.
Setelah mendapat alokasi lahan dari program reforma agraria, mereka mulai mengelola lahan tersebut untuk menanam padi organik.
Dalam waktu beberapa tahun, kelompok ini nggak cuma berhasil meningkatkan pendapatan mereka, tapi juga menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat sekitar.
Bayangkan kalau model seperti ini diterapkan di seluruh Indonesia. Potensi ekonominya besar banget, kan? Tapi tentu, semua ini butuh pengelolaan yang serius dan dukungan dari berbagai pihak.
Badan Bank Tanah Tak Cuma Fokus di Desa, tapi Juga di Kota?
Badan Bank Tanah nggak cuma berfokus pada lahan di desa atau daerah terpencil. Di perkotaan, mereka juga punya peran besar, terutama dalam menyediakan lahan untuk perumahan rakyat.