Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pembangunan Tanggul Laut Molor hingga 2030, Apa Dampaknya bagi Jakarta?

20 Desember 2024   18:41 Diperbarui: 23 Desember 2024   07:57 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta melanjutkan pembangunan NCICD Fase A sepanjang 4,8 km | Sumber: Dok. Pemprov DKI Jakarta via Kompas.com

Banjir rob kembali menjadi sorotan di Jakarta. Dalam beberapa hari terakhir, air laut yang meluap telah merendam sejumlah wilayah di pesisir ibu kota, dengan ketinggian air mencapai 100 sentimeter.

Fenomena ini menimbulkan keresahan di kalangan warga dan menyorot salah satu isu infrastruktur krusial, yaitu pembangunan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau yang dikenal sebagai proyek tanggul laut raksasa.

Sayangnya, progres pembangunan tanggul ini masih jauh dari kata selesai, dan penyelesaiannya diproyeksikan molor hingga tahun 2030. Pasalnya, sebelumnya pembangunan NCICD ditarget dapat rampung pada 2028. 

Pembangunan tanggul laut NCICD, awalnya dirancang untuk mengatasi ancaman banjir rob yang semakin meningkat seiring dengan kenaikan muka air laut dan penurunan permukaan tanah di Jakarta.

Namun, hingga saat ini, dari total target 39 kilometer tanggul pantai yang direncanakan, baru sekitar 22,9 kilometer yang berhasil dibangun.

Sebagian besar pembangunan dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sepanjang 14,7 kilometer, sementara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta menyelesaikan 8,2 kilometer.

Ini berarti, masih ada 16,1 kilometer yang belum terealisasi, dan tanggung jawab terbesar berada di pundak Pemprov DKI untuk menyelesaikan sekitar 12,8 kilometer sisanya.

Tulisan ini akan menyoroti tiga hal penting: penyebab pembangunan tanggul molor hingga 2030, dampak yang mungkin timbul dari molornya pembangunan tanggul, serta sikap Pemprov DKI Jakarta dalam menyikapi situasi saat ini.

Pembangunan Tanggul Molor, Apa Sebabnya?

Keterlambatan ini bukan tanpa alasan. Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, seperti yang dilansir dari msn.com, ada dua faktor utama yang menjadi penghambat progres pembangunan.

Pertama, kendala terkait pengadaan barang dan jasa. Pengadaan material dan perlengkapan untuk proyek besar seperti ini, tentu membutuhkan proses yang panjang dan sering kali menemui hambatan administratif maupun teknis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun