Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Giant Mangrove Wall, Solusi Ekologis untuk Pesisir Jakarta

21 November 2024   02:20 Diperbarui: 21 November 2024   02:34 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan mangrove di tengah pemukiman Muara Angke | Sumber: Dokumen pribadi/Billy

Ketiga, fleksibilitas terhadap kenaikan permukaan laut. Berbeda dengan dinding beton yang statis, mangrove tumbuh dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, termasuk kenaikan permukaan laut.

Mereka mampu memperkuat sedimen di sekitar akar mereka, sehingga menciptakan perlindungan yang dinamis dan terus berkembang.

Keempat, lebih tahan lama. Giant sea wall dibangun dengan konstruksi teknik bisa bertahan hingga 20-25 tahun, bila dirawat secara berkala. Namun giant mangrove wall, bisa bertahan lebih lama. Tanaman mangrove selalu membesar setiap tahunnya.

Dampak Positif Giant Mangrove Wall bagi Ekosistem Pesisir

Hutan mangrove bukan hanya perisai alami, tetapi juga rumah bagi keanekaragaman hayati. Berikut adalah beberapa manfaat ekologis yang luar biasa dari giant mangrove wall.

Pertama, mengurangi risiko bencana pesisir. Mangrove mampu menyerap energi gelombang hingga 75--90%, sehingga melindungi pesisir dari badai, tsunami, dan abrasi. Sistem akar mereka yang rapat menahan tanah agar tidak mudah terkikis.

Kedua, meningkatkan keanekaragaman hayati pesisir. Mangrove menyediakan habitat penting bagi berbagai spesies, termasuk ikan, udang, kepiting, dan burung. Hal ini dapat meningkatkan hasil tangkapan nelayan lokal, mendukung ekonomi masyarakat pesisir.

Ketiga, menyerap karbon dan mendukung mitigasi perubahan iklim. Hutan mangrove dikenal sebagai salah satu penyerap karbon terbaik di dunia. Mereka menyimpan karbon hingga empat kali lebih banyak daripada hutan daratan, menjadikannya senjata ampuh melawan perubahan iklim.

Keempat, peningkatan pariwisata dan edukasi lingkungan. Wilayah pesisir yang dilengkapi dengan hutan mangrove sering menjadi daya tarik wisata. Pengunjung dapat menikmati ekowisata sambil belajar tentang pentingnya pelestarian lingkungan.

Tantangan untuk Merealisasikan Giant Mangrove Wall

Meskipun solusi ini terlihat sangat menjanjikan di masa depan, ada berbagai tantangan yang harus diatasi untuk mewujudkannya di Jakarta.

Pertama, lahan pesisir yang terbatas dan tercemar. Wilayah pesisir Jakarta telah mengalami alih fungsi lahan secara masif.

Selain itu, tingkat pencemaran yang tinggi di Teluk Jakarta menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan mangrove. Air yang penuh limbah industri dan domestik dapat meracuni tanaman mangrove yang baru ditanam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun