Kedua, komitmen dan dukungan politik. Proyek besar seperti ini membutuhkan dukungan kuat dari pemerintah dan pemangku kepentingan. Namun, sering kali, kebijakan jangka panjang kalah prioritas dibandingkan proyek yang menghasilkan manfaat instan.
Ketiga, pendidikan dan kesadaran masyarakat. Kesuksesan giant mangrove wall sangat bergantung pada keterlibatan masyarakat lokal.
Banyak yang mungkin belum menyadari manfaat mangrove, sehingga diperlukan edukasi agar mereka mau berpartisipasi dalam program penanaman dan perawatan.
Keempat, pendanaan dan kerjasama antar pihak. Meskipun biaya jangka panjangnya lebih rendah dibandingkan dengan giant sea wall, proyek ini tetap memerlukan pendanaan awal yang signifikan. Kerjasama antara pemerintah, LSM, dan sektor swasta menjadi kunci untuk merealisasikan proyek ini.
Penutup: Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Harus diakui, membangun giant mangrove wall di pesisir Jakarta bukanlah tugas yang mudah, tetapi melihat manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi yang ditawarkannya menjadikannya solusi yang patut untuk diperjuangkan.
Dengan kombinasi kebijakan yang tepat, partisipasi masyarakat, dan komitmen lintas sektor, mimpi untuk memiliki benteng alami yang melindungi Jakarta dapat terwujud.
Melindungi pesisir bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana kita hidup berdampingan dengan alam.
Dengan mengadopsi solusi berbasis alam seperti giant mangrove wall, kita tidak hanya melindungi diri dari bencana, tapi juga memberikan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Nah, bagaimana menurut Anda? Apakah giant mangrove wall merupakan solusi yang lebih baik ketimbang giant sea wall? Silakan bagikan pendapat Anda di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H