Fokus pada isu lingkungan sering diabaikan karena dampaknya tidak selalu langsung dirasakan dalam jangka pendek, sehingga sulit dijadikan bahan kampanye yang menarik.
Calon kepala daerah lebih cenderung mengedepankan program yang dapat memperlihatkan hasil cepat dan konkret demi meraih simpati pemilih.
Dalam konteks ini, isu lingkungan dianggap sebagai masalah jangka panjang yang tidak memberikan keuntungan politik instan.
Selain itu, keterbatasan pemahaman masyarakat terhadap urgensi masalah lingkungan juga menjadi salah satu faktor.
Banyak masyarakat yang belum sepenuhnya menyadari dampak perubahan iklim terhadap kehidupan sehari-hari, seperti peningkatan frekuensi bencana alam, kualitas udara yang memburuk, serta ketahanan pangan dan air yang terancam.
Tanpa adanya dorongan dari pemilih, para calon kepala daerah merasa tidak perlu menempatkan isu lingkungan sebagai prioritas utama dalam kampanye mereka.
Namun demikian, mengabaikan isu lingkungan dalam Pilkada adalah sebuah kesalahan besar.
Lingkungan hidup merupakan elemen yang krusial dalam keberlanjutan daerah, dan calon yang tidak memasukkan kebijakan lingkungan yang kuat berisiko menghadapi masalah yang lebih besar di masa depan, baik secara ekonomi, sosial, maupun kesehatan publik.
Urgensi Isu Lingkungan dalam Konteks Pilkada
Bagaimanapun, isu lingkungan harus menjadi perhatian utama dalam setiap Pilkada karena berbagai alasan berikut.
Perubahan iklim yang semakin intensif memiliki dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat, terutama di Indonesia yang rentan terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan.
Penanganan lingkungan yang buruk tidak hanya merugikan masyarakat secara ekonomi, tetapi juga membahayakan nyawa, dan mengganggu stabilitas sosial.