Investasi dalam infrastruktur ini sangat penting untuk membantu nelayan menyimpan hasil tangkapan mereka lebih lama, sehingga ikan bisa dipasarkan di luar musim panen.
Dengan adanya fasilitas penyimpanan yang memadai, diharapkan tidak ada lagi ikan yang dibuang ke laut hanya karena tidak terjual di pasar lokal.
Kedua, diversifikasi pasar dan peningkatan ekspor. Selain memperkuat pasar lokal, pemerintah juga mendorong nelayan untuk memasarkan hasil tangkapan mereka ke pasar internasional.
Melalui program-program pelatihan dan bantuan pemasaran, pemerintah berupaya membantu nelayan mendapatkan akses ke pasar ekspor yang lebih luas.
Dengan demikian, nelayan tidak harus bergantung pada permintaan pasar lokal yang terbatas, dan ikan yang melimpah dapat dijual di luar negeri, menghasilkan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Ketiga, pengembangan produk olahan. Pemerintah juga mendukung inisiatif untuk mengembangkan industri pengolahan ikan.
Produk olahan, seperti ikan asin, ikan kaleng, atau produk berbasis ikan lainnya, dapat menjadi solusi bagi surplus tangkapan yang tidak terjual.
Dengan mengembangkan industri ini, nelayan memiliki alternatif untuk memproses ikan mereka daripada membuangnya.
Pemerintah berupaya menyediakan pelatihan dan akses modal bagi kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang pengolahan ikan.
Keempat, penyuluhan dan edukasi lingkungan. Tidak kalah penting, pemerintah bersama organisasi lingkungan melakukan penyuluhan kepada nelayan mengenai dampak negatif dari pembuangan ikan ke laut.
Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran nelayan akan pentingnya menjaga ekosistem laut serta memberikan solusi alternatif yang lebih berkelanjutan.