Akibatnya, proses dekomposisi ini dapat mengurangi kadar oksigen di perairan, yang pada gilirannya dapat mengancam kehidupan laut lainnya.
Perubahan keseimbangan oksigen ini juga bisa berdampak buruk pada ekosistem terumbu karang, yang sangat penting bagi kelangsungan berbagai spesies ikan dan biota laut.
Kedua, gangguan rantai makanan. Membuang ikan ke laut dalam jumlah besar dapat mempengaruhi rantai makanan di lautan.
Hewan predator, seperti hiu atau burung laut, dapat tertarik ke area di mana ikan-ikan ini dibuang.
Ketergantungan predator pada ikan buangan ini dapat mengganggu pola makan alami mereka dan mengubah interaksi ekologi di dalam laut.
Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan populasi dalam rantai makanan dan merusak biodiversitas laut.
Ketiga, pencemaran laut. Selain dampak ekologis, pembuangan ikan yang membusuk di laut juga bisa memicu pencemaran air. Proses dekomposisi menghasilkan senyawa kimia yang dapat mencemari perairan laut.
Hal ini tidak hanya berbahaya bagi kehidupan laut, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas air di pesisir, yang mungkin digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi atau mencuci.
Bagaimana Respons Pemerintah dalam Menyikapi Masalah Ini?
Masalah pembuangan ikan di laut ini telah menarik perhatian pemerintah, terutama karena dampaknya terhadap ekosistem laut dan keberlanjutan perikanan.
Ada beberapa langkah yang telah dan sedang diambil oleh pihak pemerintah untuk mengatasi masalah ini, antara lain sebagai berikut.
Pertama, peningkatan infrastruktur penyimpanan. Pemerintah telah merespons dengan berencana meningkatkan fasilitas cold storage di daerah-daerah pesisir, termasuk Sumenep.