Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pekerja Muda Sulit Mencari Pekerjaan, Pemerintahan Baru Bisa Apa?

13 Oktober 2024   09:39 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:11 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman yang serba cepat dan teknologi yang semakin maju, kita bisa berpikir bahwa mencari pekerjaan seharusnya jadi lebih mudah, bukan.

Tapi kenyataannya? Tidak semanis kelihatannya.

Kalau kita lihat tren terbaru di LinkedIn, ada fenomena yang cukup mencengangkan: para pencari kerja muda menambahkan tagar #Desperate di profil mereka.

Ini bukan cuma tren, tapi sebuah sinyal bahwa ada masalah nyata yang sedang dihadapi generasi muda dalam mencari pekerjaan.

Dalam tulisan ini, kita akan coba mengupas isu ini lebih dalam dan melihat bagaimana pemerintahan Prabowo-Gibran dapat berperan dalam mencari solusi atas masalah ini.

Fenomena Tagar #Desperate: Sinyal dari Generasi Pencari Kerja?

Jika kamu aktif di LinkedIn, kamu mungkin sudah melihat tagar #Desperate yang dipasang oleh beberapa anak muda di bio mereka.

Tagar ini muncul sebagai bentuk protes halus atau mungkin luapan frustrasi dari generasi muda yang merasa jalan mereka dalam mencari pekerjaan makin terjal.

Di balik tagar ini, tersembunyi perasaan putus asa karena berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, mengirim lamaran pekerjaan tapi tidak kunjung mendapat respon yang diinginkan.

Tapi, apakah sulitnya mendapat pekerjaan ini benar-benar kian nyata atau hanya persepsi? Menurut data, realitasnya memang demikian.

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa pengangguran di kalangan pemuda, terutama yang baru lulus kuliah, mencapai tingkat yang memprihatinkan.

Data Badan Pusat Statistik pada Februari 2024 menunjukkan angka pengangguran Indonesia didominasi oleh usia muda dengan rentang 15-24 tahun, yaitu 16,42%. (Sumber: via.co.id).

Banyak dari mereka yang akhirnya terjebak dalam pekerjaan sementara, paruh waktu, atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka.

Mengapa Mencari Kerja Jadi Semakin Sulit?

Sebelum kita masuk ke bagaimana pemerintahan baru bisa membantu, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu akar masalahnya.

Kenapa sih, mencari kerja jadi semakin sulit untuk anak muda saat ini? Ada beberapa faktor yang bisa menjawab pertanyaan ini.

Pertama, ketidaksesuaian antara pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan pasar. Salah satu alasan utama kenapa banyak anak muda kesulitan mendapatkan pekerjaan adalah ketidaksesuaian antara pendidikan yang mereka terima dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri.

Banyak lulusan baru yang datang dengan ilmu akademik yang mumpuni, tapi kurang memiliki keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan di dunia kerja. Perusahaan pun jadi lebih selektif dalam merekrut karyawan yang bisa "langsung kerja."

Kedua, kompetisi yang semakin ketat. Generasi muda tidak hanya bersaing dengan sesama lulusan baru, tapi juga dengan mereka yang sudah lebih dulu berpengalaman.

Ditambah lagi, era digital membuat pencarian kerja semakin global. Artinya, kandidat dari negara lain juga bisa bersaing memperebutkan posisi yang sama melalui kerja jarak jauh atau pekerjaan berbasis proyek.

Ketiga, perubahan di dunia kerja. Dunia kerja juga mengalami perubahan besar. Banyak perusahaan yang kini lebih memilih pekerja freelance atau kontrak daripada pekerja tetap, yang berarti kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan full-time dengan jaminan karir semakin terbatas.

Selain itu, beberapa sektor industri sedang dalam masa transisi, seperti sektor manufaktur yang digantikan oleh teknologi otomatisasi.

Keempat, dampak pandemi yang masih terasa. Meskipun pandemi sudah mereda, dampaknya masih sangat terasa, terutama di sektor-sektor yang sebelumnya paling terdampak seperti pariwisata, hospitality, dan hiburan.

Banyak perusahaan yang masih berjuang untuk pulih, dan karena itu, mereka menahan diri untuk merekrut karyawan baru.

Langkah Pemerintahan Prabowo-Gibran Atasi Tantangan Pekerjaan bagi Anak Muda

Sekarang, bagaimana dengan pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming?

Apa langkah konkret yang bisa mereka ambil untuk mengatasi masalah pengangguran di kalangan anak muda ini? Berikut ini beberapa langkah yang mungkin bisa diambil.

Pertama, revitalisasi pendidikan vokasional dan keterampilan teknologi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan pasar kerja adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan vokasional dan program pelatihan keterampilan teknologi.

Prabowo-Gibran diharapkan mendorong reformasi di sektor pendidikan, dengan lebih menekankan pada pengembangan keterampilan praktis seperti coding, digital marketing, dan kemampuan lainnya yang sesuai dengan tren pasar saat ini.

Pemerintah juga bisa menggandeng perusahaan-perusahaan teknologi besar untuk memberikan pelatihan berbasis keterampilan, serta membuka akses ke kursus online yang berfokus pada skill yang dibutuhkan di dunia kerja modern.

Kedua, mendorong pertumbuhan ekonomi digital. Ekonomi digital menjadi sektor yang menjanjikan bagi anak muda, terutama yang menguasai teknologi.

Gibran yang dikenal dekat dengan dunia digital dan usaha rintisan diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekosistem startup, e-commerce, dan ekonomi kreatif.

Pemerintah bisa memberikan insentif untuk usaha kecil berbasis digital yang dipimpin oleh anak muda, serta membuka peluang pendanaan bagi wirausaha muda.

Ketiga, meningkatkan lapangan kerja di sektor hijau. Selain ekonomi digital, sektor ekonomi hijau atau green economy juga diprediksi akan menjadi lapangan kerja potensial di masa depan.

Dengan perubahan iklim yang menjadi perhatian global, Indonesia punya peluang besar untuk memimpin di bidang energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan pengelolaan lingkungan.

Prabowo yang memiliki latar belakang militer dan kepedulian terhadap sumber daya alam bisa mendorong pertumbuhan sektor ini, membuka lebih banyak lapangan kerja bagi anak muda di bidang yang ramah lingkungan.

Keempat, program magang yang lebih terstruktur. Sering kali, anak muda yang baru lulus kuliah kesulitan mendapatkan pekerjaan karena minimnya pengalaman kerja.

Program magang bisa menjadi solusi untuk menjembatani hal ini. Prabowo-Gibran dapat bekerja sama dengan perusahaan untuk menciptakan program magang yang lebih terstruktur dan inklusif.

Di mana, lulusan baru bisa mendapatkan pengalaman kerja yang relevan dengan bidang mereka, sehingga lebih siap menghadapi pasar kerja.

Kelima, insentif pajak bagi perusahaan yang mempekerjakan anak muda. Untuk mendorong perusahaan lebih terbuka merekrut anak muda, pemerintahan Prabowo-Gibran bisa mempertimbangkan pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja muda atau lulusan baru.

Ini akan membantu menurunkan hambatan bagi anak muda untuk masuk ke dunia kerja dan meningkatkan daya saing mereka.

Apa yang Bisa Kita Lakukan Sebagai Anak Muda?

Selain mengandalkan pemerintah, sebagai anak muda, kita juga perlu lebih proaktif dalam menghadapi tantangan ini. Berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil.

Pertama, tingkatkan keterampilan secara mandiri. Jangan hanya mengandalkan ijazah, tetapi terus tingkatkan keterampilan melalui kursus online atau pelatihan yang relevan dengan bidang yang diminati.

Kedua, bangun jaringan yang luas. Networking adalah kuncinya. Manfaatkan platform seperti LinkedIn untuk membangun koneksi dengan profesional di bidang yang diminati.

Ketiga, siap beradaptasi dengan perubahan. Dunia kerja terus berubah, jadi kita juga harus siap beradaptasi. Jangan ragu untuk menjajal peluang baru di sektor yang sedang berkembang, seperti teknologi atau sektor hijau.

Penutup

Sebagai penutup: Sulitnya mencari pekerjaan bagi anak muda memang nyata, tapi dengan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan kita sendiri sebagai individu, kita bisa menemukan jalan keluarnya.

Pemerintahan Prabowo-Gibran punya tantangan besar di depan untuk mengatasi masalah ini, tapi dengan pendekatan yang tepat, ada harapan untuk menciptakan peluang kerja yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi generasi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun