Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyusuri Kota Batu dan Kampung Kayutangan, Kenangan Manis Hari Terakhir di Malang

1 September 2024   13:06 Diperbarui: 1 September 2024   13:54 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Alun-alun Kota Batu | Sumber: Dokumen pribadi/Billy

Setelah itu, kami langsung menuju alun-alun Kota Batu. Malam itu, perjalanan ke alun-alun sangat lancar, mungkin karena sudah cukup malam.

Ibu Amelia menyebutkan bahwa pada akhir pekan, lalu lintas ke arah Batu biasanya sangat padat, mirip dengan kawasan Puncak Bogor yang dipenuhi wisatawan.

Kami tiba di alun-alun Kota Batu sekitar pukul 21.00 WIB. Saat keluar dari mobil, udara dingin Kota Batu langsung menyapa kami dengan suhu 21 derajat Celsius.

Saya yang hanya mengenakan celana pendek dan kaos lengan pendek, merasakan dingin yang luar biasa.

Ibu Amelia sempat menawarkan jaket suaminya, namun saya menolak, ingin sepenuhnya menikmati udara sejuk Kota Batu yang sudah lama tidak saya rasakan.

Meskipun sudah cukup malam, alun-alun masih ramai dengan pengunjung. Beberapa wahana memang sudah tutup, namun suasana tetap hidup dengan pasangan muda-mudi yang duduk santai sambil menikmati kuliner Kota Batu.

Ibu Amelia, yang tampaknya sangat bersemangat, segera mencari spot terbaik untuk berfoto, dan kami pun tidak ketinggalan mengambil foto dengan latar belakang ikon buah apel.

Berpose di alun-alun Kota Batu | Sumber: Dokumen pribadi/Billy
Berpose di alun-alun Kota Batu | Sumber: Dokumen pribadi/Billy

Setelah puas berfoto, kami menuju salah satu kuliner legendaris Kota Batu, Pos Ketan, yang sudah berdiri sejak tahun 1967.

Kami harus antre untuk memesan ketan dan minuman khas Batu, yaitu STMJ (Susu, Telur, Madu, Jahe)---minuman yang sempurna untuk menghangatkan diri di udara dingin malam itu.

Sambil menikmati hidangan, kami berbincang tentang berbagai hal, mulai dari pelayanan, pernikahan, hingga studi. Setelah sesi sharing tersebut, kami memutuskan untuk kembali ke kampus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun