Pendidikan Kristen itu bersifat kekal. Maka, saya hendak menyampaikan dengan tegas di sini bahwa pengertian ini harus dipahami dengan baik dan benar oleh setiap orang Kristen yang mengerjakan pendidikan, terutama sekali pendidikan dalam gereja.
Jika kita memahami hal ini dengan baik, implikasinya sangat besar. Kita tidak lagi mengerjakan pendidikan Kristen dengan tujuan duniawi, melainkan dengan tujuan surgawi.
Singkatnya, pendidikan Kristen adalah usaha orang Kristen untuk membawa anak-anak keluar dari kematian, dari belenggu dosa kepada terang yang ajaib dan kepada kehidupan yang kekal dalam Yesus Kristus.
Sekolah Minggu merupakan sekolah nonformal yang diciptakan oleh Lembaga Gereja, dengan maksud untuk mengajarkan Alkitab kepada anak-anak, sehingga kehidupan kerohanian mereka bertumbuh menjadi dewasa.
Tentunya, tidak hanya belajar soal Alkitab saja, di Sekolah Minggu anak-anak juga belajar mengenai moralitas dan keterampilan seperti keterampilan menggambar dan menyanyi.Â
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Sekolah Minggu sama pentingnya dengan sekolah formal pada umumnya yang mengajarkan tentang ilmu pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.
Pendidikan nonformal yang dilaksanakan pada hari Minggu ini tidaklah memerlukan persyaratan yang berat, seperti sekolah formal.
Siapa pun dapat diterima masuk Sekolah Minggu. Biaya Sekolah Minggu sepenuhnya ditanggung oleh gereja dan lembaga terkait, serta donatur yang mendukung pelayanan ini.
Artinya, Sekolah Minggu diadakan secara gratis. Orangtua tidak perlu mengeluarkan biaya pendidikan dan sarana lainnya, kecuali uang persembahan.
Setiap gereja mempunyai kebijakan sendiri dalam mengelola Sekolah Minggu, tentu saja. Ada gereja yang mengadakan Sekolah Minggu untuk anak-anak usia tertentu.
Namun, ada pula gereja yang mengadakan Sekolah Minggu tanpa batas usia. Artinya, semua anak dan partisipan diundang hadir mengikuti Sekolah Minggu.