Hari ini, 20 Februari 2024, setelah mengantarkan istri bekerja, saya memutuskan untuk mengunjungi taman kota Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Sebagai informasi, taman ini dibangun di atas tanah seluas 35.390 M.
Saya pertama kali mengunjungi taman ini tahun 2017 silam bersama pacar saya (sekarang sudah jadi istri). Saya masih ingat persis, saat itu (27 Oktober 2017), kami duduk di bawah pohon rindang menghadap ke Waduk Pluit sambil membaca buku.
Kami membawa cemilan untuk dimakan berdua. Setelah puas membaca buku dan menikmati pemandangan waduh, kami berfoto ria di atas jembatan kecil dengan latar Waduk Pluit. Yang berfoto di atas jembatan kecil saat itu bukan hanya kami, tapi juga beberapa pasangan lain. Boleh dibilang, jembatan ini, menjadi salah satu spot terbaik untuk berfoto.
Kala itu (tahun 2017), banyak sekali pengunjung yang datang, entah untuk sekadar ngumpul-ngumpul menikmati pemandangan waduk, berfoto atau untuk jogging. Namun, setelah lewat 7 tahun, atau tepatnya, setelah Jokowi-Ahok sudah tak lagi memerintah DKI Jakarta, taman ini jadi sepi pengunjung.
Kondisi Taman yang Kini Memprihatinkan
Mengapa sekarang sepi? Kesepian ini, dikarenakan kondisi taman yang tidak lagi terurus, mulai dari prasarana dan fasilitas taman. Ketika saya memasuki area parkir siang ini, tampak pos parkir sepi tak ada penjaganya, sehingga saya masuk dan parkir motor tanpa membayar karcis.
Tidak jauh dari area parkir, saya melihat tong sampah hilang dari posisi awalnya. Sampah-sampah plastik seperti dus rokok bertebaran di beberapa titik. Yang lebih miris lagi adalah di area taman, berjejeran gerobak pedagang kaki lima. Padahal, saat Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017, gerobak tidak diperbolehkan masuk ke area taman.
Di masa pak Jokowi-Ahok, taman Waduk Pluit benar-benar terawat, mulai dari prasarana dan fasilitas tamannya dijaga. Kebersihan taman diprioritaskan. Sampah-sampah selalu diangkut setiap hari, tidak dibiarkan penuh, apalagi dibiarkan berminggu-minggu.
Sekarang, kondisi taman tampak memprihatinkan. Semoga pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini, dapat segera membenahi prasarana dan fasilitas taman, mengingat taman kota Waduk Pluit diadakan sebagai ruang publik yang bernilai guna bagi lingkungan dan masyarakat di tengah sesaknya kehidupan perkotaan.
Saya sangat berharap taman kota Waduk Pluit dapat kembali berjaya seperti pada masa pemerintahan Jokowi-Ahok dulu.
Pentingnya Taman Kota bagi Lingkungan dan Kehidupan Masyarakat
Dengan maraknya pembangunan, ruang publik seperti taman kota, sering tersisihkan, bahkan tergusur. Padahal, keberadaan taman kota sangat dibutuhkan sebagai salah satu usaha untuk mengurangi dampak Global Warming.
Keberadaan taman dapat mengurangi dampak Global Warming, karena bisa dijadikan sebagai program penghinjauan di daerah sekitar. Seperti taman kota Waduk Pluit, dimaksudkan untuk menghijaukan daerah Penjaringan, Jakarta Utara.
Penghijauan melalui taman kota merupakan upaya pemulihan, pemeliharaan, dan peningkatan kondisi lahan, supaya lingkungan memiliki kondisi alam yang baik, sehingga nyaman untuk ditinggali manusia. Salah satu tanda kondisi alam suatu daerah baik untuk ditinggali manusia adalah kehadiran kupu-kupu.
Tadi, ketika saya berjalan-jalan di taman, tak sengaja, saya menemukan kupu-kupu dan burung-burung yang beterbangan. Literatur memberi informasi bahwa, keberadaan kupu-kupu di waktu siang, dan kunang-kunang di waktu malam menjadi penanda bahwa, kualitas udara di tempat itu sangat baik.
Selain mempunyai manfaat bagi lingkungan, kehadiran taman, juga bermanfaat bagi aktivitas manusia. Taman kota bisa dijadikan sebagai tempat rekreasi murah meriah bagi penduduk kota, karena biasanya kita tidak dipungut biaya masuk, kecuali biaya parkir.
Selain itu, taman kota, juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk berolahraga bersama keluarga. Ini karena di lokasi taman, disediakan berbagai fasilitas olahraga yang ringan. Jadi, penduduk kota bisa melakukan beberapa jenis olahraga yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Tidak jarang juga, taman kota dijadikan sebagai tempat festival atau acara lainnya, yang bersifat menghibur. Acara-acara yang diselenggarakan di taman kota, biasanya, tanpa dipungut biaya, alias gratis, sehingga setiap pengunjung bebas untuk menikmati hiburan yang disuguhkan oleh pihak penyelenggara.
Nah, itu dia, beberapa manfaat dari taman kota. Buat kalian yang belum pernah mai ke taman kota Waduk Pluit, coba deh sekali-kali main ke taman kota tersebut, buat sekadar refreshing atau sekadar untuk foto-foto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H