Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tahun Baru Imlek 2024: Dari Trip hingga Jamuan Makan Besar

13 Februari 2024   12:31 Diperbarui: 13 Februari 2024   12:34 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jamuan makan di rumah ibu Lany. (Sumber gambar: dokpri/Billy Steven Kaitjily)

Kemudian, mami Lany mengajak kami ke ruang makan untuk makan makanan yang telah disediakan. Saya dan istri yang sudah lapar sedari tadi, langsung gaskeun. Kami duduk melingkari meja makan yang berbentuk bulat.

Di atas meja makan, telah tersaji berbagai jenis makanan, ada nasi putih, bakso, gado-gado, mie hun goreng, dan ayam goreng lengkap dengan sambal dan emping.

"Ayo dimakan yang banyak, anggap saja rumah sendiri. Mami ke depan ya, supaya enak makannya," ujar mami Lany sambil melangkah ke ruang tamu.

Kak Lisa, juga menyusul ke ruang tamu. Jadi, di meja makan hanya ada saya dan istri berhadapan dengan banyak makanan.

Keluarga ibu Lany, memang, sudah kami anggap orangtua sendiri. Ketika kami menikah, beliau yang sibuk tangani acara. Ketika saya berulang tahun, kak Lisa sering beliin kue. Pokoknya, sudah saya anggap seperti kakak sendiri.

Karena lapar berat, kami makan buanyak. Ha-ha. Tapi, masih saja tersisa makanan di atas meja makan. Setelah selesai makan dan kenyang, kami ke ruang tamu. Kami mengobrol banyak hal, mulai dari kehidupan hingga pelayanan.

Sekitar 1 jam kemudian, Yonathan (biasa dipanggil Otan) datang dari rumah sebelah. Otan adalah pemuda di gereja di mana saya melayani saat ini. Dia mengajak kami makan di rumahnya. Saya dan istri spontan saling tatap-tatapan dan senyum-senyum.

Saya bilang kalau kami sudah makan, tetapi kami tetap didesak untuk mampir di rumahnya, karena makanan sudah disiapkan ibunya. Apa boleh buat, kami dengan berat perut mengiyakannya.

Mampirlah kami di rumah Otan yang lokasinya bersebelahan dengan rumah ibu Lany. Kami disambut ibunya, yang sedang sibuk mengeluarkan masakan di ruang tamu. Duduklah kami berlima di situ, saya dan istri, Otan, adik perempuannya, dan ibunya.

Saya dan istri mengambil makanan sedikit saja, soalnya perut kami sudah tidak sanggup menampung makanan. Setelah makan nasi dan lauk, kami masih ditawarkan berbagai macam kue buatan ibu Otan. Kami mencicipi sedikit-sedikit, karena nggak kuat telan lagi.

Malam itu, kami berdua benar-benar kekenyangan, sampai tak kuat berdiri lagi. Momen Tahun Baru Imlek kali ini, benar-benar luar biasa bagi saya dan istri, karena dijamu makan di dua rumah yang berbeda, dengan makanan yang berbeda pula. Sebuah pengalaman yang sulit dilupakan.

Akhirnya, kami berdua izin pamit pulang, karena hari sudah semakin malam. Terima kasih banyak untuk jamuan makannya mami Lany, kak Lisa, dan mama Otan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun