Istri saya juga belum lama ini mengeluh soal tambahan jam mengajar pada hari Minggu. Padahal, dia mengajar mulai dari Senin-Jumat, dari pukul 11.00 WIB-19.00 WIB. Sekarang ditambahkan lagi hari Minggu, pukul 09.00-12.00 WIB - jelas bikin dia tambah stres. Semangat sayang!
- Praktik kepemimpinan yang tak sesuai
Kepemimpinan yang tidak sesuai adalah kurangnya kemampuan pemimpin (kepala sekolah/manajer) dalam memengaruhi atau memimpin para guru, sehingga guru mengalami stres.
Sebenarnya, perilaku pemimpin yang menyebabkan bawahan mengalami stres sudah lama diperdebatkan. Secara khusus, dalam konteks sekolah atau bimbel, perilaku kepala sekolah/manajer dapat menjadi faktor utama yang menyebabkan meningkatnya emosi guru - atau menurunnya emosi guru.
Istri saya pernah bercerita kalau manajer/pimpinan bimbel adalah seorang yang egois atau seenaknya. Kalau ngomong itu bikin sakit hati. Dia juga tidak perhatian dengan kondisi fisik dan mental bawahannya.
Tidak heran kalau istri saya tak lagi ingin bekerja di situ, setelah masa kontraknya selesai tahun depan. Saya yakin, masih banyak lagi guru bimbel yang mengalami seperti yang dialami istri saya.
- Perubahan kebijakan pendidikan
Perubahan kebijakan pendidikan dapat menjadi pemicu utama stres pada guru. Berbagai penelitian telah menunjukkan kalau kebijakan pendidikan yang berubah-ubah setiap kali pergantian menteri menstimulus guru mengalami stres di sekolah.
Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait pendidikan, maka guru mau tak mau harus berupaya untuk menyesuikan dengan perubahan kebijakan tersebut.
Perubahan kebijakan pendidikan itu dapat berupa tuntuntan dalam hal ujian berstandar dan inovasi pendidikan. Dalam kondisi ini, guru cenderung memiliki emosi yang tidak stabil dan gampang marah karena bingung mengimplementasikan berbagai kebijakan pendidikan.
- Perkembangan IT
Perkembangan IT bagi guru yang masih muda seperti istri saya bukanlah halangan, tetapi bagi guru yang sudah berumur seperti ibu saya, IT menjadi momok yang bisa membuatnya stres.
Saya sering mendengar cerita ibu saya yang selalu minta bantuan kepada staf sekolah yang pandai IT untuk mengerjakan berbagai tugas sekolah, termasuk mengupload berkas-berkas kenaikan golongannya. Dan, sudah tentu dia harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit.
Pandemi kemarin telah memaksa semua guru di Tanah Air untuk menggunakan IT dalam pembelajaran jarak jauh (daring), meskipun hal tersebut pada kenyataannya susah dan tak menyenangkan bagi sebagian guru.