Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Meminimalisir Pemanasan Global Tahun 2050 Sejak Dini

14 November 2023   01:43 Diperbarui: 14 November 2023   09:08 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan energi yang berlebihan juga turut menyumbang pemanasan global dalam skala besar pada masa depan. Karenanya, mari kurangi atau melakukan hemat energi dari rumah.

Matikanlah lampu dan kran air pada saat keluar rumah. Gunakan peralatan elektronik yang hemat energi seperti kipas angin. Dengan begitu, kita sedang meminimalisir dampak pemanasan global di masa depan.

5. Kurangi Penggunaan Tisu Berlebihan

Tisu merupakan salah satu benda yang sering kita gunakan setiap hari, seperti untuk mengeringkan tangan, mengeringkan meja/kursi yang basah, mengeringkan piring dan sendok, dan lain-lain.

Tahukah anda kalau penggunaan tisu yang berlebihan bisa berakibat pada meningkatnya pemanasan global? Hal ini karena tisu terbuat dari serat kayu. Semakin banyak penggunaan tisu, maka semakin berkurang pohon di Indonesia.

Semakin pohon berkurang, maka semakin berkurang pula oksigen dan berakibat penipisan lapisan ozon. Belum lagi, suhu udara di Indonesia semakin panas, karena banyak pohon yang ditebang.

Yuk, mari kurangi penggunaan tisu, atau bahkan berhenti menggunaka tisu demi meminimalisir cuaca ekstrim pada masa depan. Saya dan istri termasuk jarang menggunakan tisu. Kami menggunakannya hanya pada saat sakit flu saja. Kalau tidak sakit, ya kami tidak akan membeli tisu.

6. Berhenti Menggunakan Pupuk Anorganik

Harus diakui pupuk adalah elemen kunci bagi kesuburan tanah dan tanaman. Pupuk dibagi dalam 2 jenis, yaitu organik dan anorganik (kimia).

Pupuk kimia cukup digemari oleh para petani, karena praktis dan mudah didapat di pasaran. Akan tetapi, penggunaan pupuk ini bisa berdampak buruk bagi manusia dan alam, salah satunya pemanasan global.

Aktivitas yang terjadi di pabrik-pabrik pupuk kimia dapat menghasilkan gas rumah kaca, yang pada gilirannya akan dilepas di atmosfer. Untuk meminimalisir terjadinya pemanasan global, maka para petani tidak disarankan menggunakan pupuk kimia, tapi menggunakan pupuk organik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun