Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024

Berbagi opini seputar Sustainable Development Goals (SDGs) terutama yang terpantau di Jakarta. Melalui opini yang dituangkan, saya mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari konsep keberlanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Meminimalisir Pemanasan Global Tahun 2050 Sejak Dini

14 November 2023   01:43 Diperbarui: 14 November 2023   09:08 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampah-sampah itu seakan-akan sudah menjadi pemandangan yang biasa. Padahal, proses produksi dan pembuangan sampah plastik ke laut dapat berakibat pada pemanasan global.

Ya, polusi plastik adalah salah satu penyebab terbesar perubahan iklim saat ini. Plastik terbuat dari bahan entilena dan propilena yang barasal darai bahan bakar fosil, yang pada akhirnya (ketika terkena sinar matahari) meningkatkan karbon dioksida di atmosfer.

Ketika kita membuang sampah plastik ke laut, plastik-plastik itu akan merusak lingkungan laut dan aneka biota laut akan mati tercekik oleh plastik yang kita buang. Padahal, lautan merupakan penyerap karbon dioksida terbesar melalui difusi ke atmosfer (yang terjadi secara kompleks).

Yuk, mari kelola sampah, terutama sampah plastik dengan bijak. Kurangi penggunaan sampah plastik dan biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya.

3. Biasakan Makan Dihabiskan, Jangan Dibuang

Makanan adalah salah satu elemen penting bagi kehidupan manusia. Tanpa makanan, manusia akan mati kelaparan. Manusia membutuhkan makanan agar tetap hidup dan beraktivitas.

Namun, sering kali makanan disia-siakan dengan cara dibuang. Mungkin, di antara kita pernah atau bahkan sering melakukannya.

Tahukah anda kalau kebiasaan membuang sisa makanan dapat berpotensi terjadinya pemanasan global? Ketika sampah makanan (sisa makanan) dibiarkan menumpuk begitu saja di tempat pembuangan akhir, maka lama-kelamaan akan mengalami pembusukan dan memproduksi gas metana dalam jumlah yang sangat besar.

Gas metana adalah salah satu gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemansan global. Bahkan, emisi gas metana dinilai lebih berbahaya bila dibandingkan dengan emisi karbon dioksida. Masih ingin buang makanan sisa?

Yuk, biasakan habiskan makanan, jangan biarkan tersisa. Di rumah, istri saya selalu mengingatkan saya untuk menghabiskan makanan, entah itu enak atau nggak enak. Pokoknya harus dihabiskan.

4. Menggunakan Energi dengan Bijak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun