Seperti sudah dideskripsikan diatas, seorang pemimpin bisnis yang dibutuhan Freeport saat ini adalah yang mengerti strategi bisnis untuk mengangkat perusahaan ini dari kebangkrutan, dengan meningkatkan efisiensi kerja dari freeport, mengurangi cost, atau memodifikasi instrumentasi finansial untuk meningkatkan profitabilitas.
Ini bukanlah hal yang sederhana, sesederhana memimpin sebuah organisasi kemasyarakatan. Seseorang tersebut harus tahu secara menyeluruh industri pertambangan dari aspek teknikal, agar mampu melakukan inovasi. Seseorang tersebut harus memiliki pengetahuan bisnis internasional, agar mampu membawa strategi manajemen yang terbaik. Mudahnya, apakah dia pernah menjalankan sebuah perusahaan internasional dan mengoperasikannya dengan efisien? apakah dia memiliki gelar akademis bisnis dari institusi pendidikan dengan reputasi yang baik?
Prioritas harus diberikan kepada orang Papua, untuk menyaring mereka yang memiliki karakter dan kapabilitas memadai. Paling utama adalah proses penyaringan harus transparan, baik dari sisi kriteria, maupun langkah-langkah yang melibatkan konsultasi dengan semua stakeholders.
Dengan ini, maka tidak akan ada lagi pertanyaan dari seluruh publik, karena semua jelas di mata masyarakat. Apabila belum ada orang Papua dengan kriteria memadai, maka masyarakat Papua harus berbesar hati bahwa mungkin memang sekarang belum saatnya. Akan tetapi, perusahaan dan pemerintah harus melakukan langkah seribu dari sekarang, untuk menyiapkan program persiapan bagi pemimpin perusahaan masa depan dari perusahaan ini.
Proses menjadi pemimpin bisnis berskala internasional butuh perjalanan panjang, dan investasi yang serius. Freeport dan pemerintah daerah harus serius untuk mempersiapkan orang Papua berada pada posisi kepemimpinan ini secepat dan seefisien mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H