" Lalu apa masalahnya? tanya Winda penasaran.
" Nanti akan kuberitahu, sabarlah" jawab Wahyu.
Entahlah hampa rasanya menceritakan rencana pernikahanya dengan Winda. Tidak ada yang lebih menarik di pikiran Wahyu selain membicarakan tentang Titis. Tetapi ia sadar cintanya pada Titis adalah cinta yang terlarang.
Di rumah pak Sastro pada saat yang sama.
Titis mendapat teguran keras dari kedua orangtua angkatnya itu. Ia merasa sangat bersalah. Ia tahu bahwa Wahyu dan dia adalah satu saudara kandung yang tidak boleh saling mencintai. Aku harus mengatakan pada Wahyu, ia tidak boleh meninggalkan Winda. Hanya Winda yang pantas mendampingi hidupnya. Titis minta maaf pada kedua orangtua angkatnya itu dan berjanji akan mendukung hubungan Wahyu dan Winda. Apapun akan ia lakukan asal saudara kembarnya itu bahagia.
Esok harinya.
Titis berangkat lebih awal ke kebun, ia akan memanen beberapa pisang yang sudah masak. Ia akan membuat keripik pisang. Mendekati perkebunan ia menyeberang sebuah jembatan gantung. Tiba - tiba dilihatnya Wahyu berada di ujung jembatan. Ia melambaikan tangan pada Titis. Wajah Wahyu tampak sangat tampan dengan kemeja putih.
" Wahyu, untuk apa pagi- pagi ke mari?"Â Titis membatin dalam hati. Antara ia dan tidak ia bergolak melawan suara hatinya. Menghampiri Wahyu atau pura - pura tidak melihatnya. Titis bimbang.
Wahyu tidak bergerak sama sekali, ia hanya tersenyum pada Titis sambil melambaikan tangannya. Meminta Titis segera mendekat. Titis sadar ia Wahyu seolah sebuah magnet baginya. Dengan tergesa gesa ia menuju ke seberang. Tiba- tiba kakinya menginjak kayu jembatan yang sudah lapuk. Keseimbangannya hilang.
Byuuuuuuuuuur!!!!!....Titis tercebur ke sungai yang deras itu. Ia tak sempat berteriak minta tolong. Tak satupun yang melihat peristiwa itu. Bayangan manusia berwajah Wahyu itu tiba - tiba memudar dan lenyap. Tubuh Titis timbul tenggelam di seret arus sungai yang deras itu.
Sementara pagi ini, di rumah Wahyu.
Bu Kasmi dan Winda mengenakan kerudung hitam. Tetangga sudah berkumpul hendak memakamkan jenasah. Tubuh Wahyu terbujur kaku tertutup jarik batik di atas bale - bale kayu, beralas tikar pandan anyaman almarhum ayahnya itu. Ia ditemukan tewas terseret arus sungai saat hujan deras tadi malam.
Sekian
Salam Fiksi