Mohon tunggu...
Bhuku Tabuni
Bhuku Tabuni Mohon Tunggu... Security - Orang Yang Suka Belajar

Orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik Bertrand Russel tentang Metode Ilmiah

23 Agustus 2018   19:09 Diperbarui: 23 Agustus 2018   19:23 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hal serupa dapat diilustrasikan dalam bidang ekonomi. Petani, yang paham tiap sudut tanah pertaniannya, yaitu yang memiliki pengetahuan kongkret tentang gandum, mendapatkan penghasilan rendah. Tetapi kalau ia mengetahui dengan sedikit lebih abstrak tentang rel kereta api yang mengangkut gandumnya, maka ia mendapatkan penghasilan yang lebih besar. 

Sedangkan manipulator bursa efek yang hanya mengetahui aspek abstrak dari sesuatu yang dapat naik atau turun, sebenarnya dengan caranya sendiri berada jauh dari realitas kongkret, sama seperti para pakar Fisika, dan ia serta semua yang peduli tentang bidang ekonomi, mendapatkan uang paling banyak dan memiliki kesanggupan yang paling besar. Demikian juga dengan sains, walaupun kesanggupan yang dicari para ilmuwan lebih jauh dan impersonal dari pada yang dicari dari pasar saham.

Keabstrakkan Fisika modern yang ekstrim menjadikannya sulit dipahami, tetapi bagi mereka yang memahaminya, keabstrakkan tersebut memberikan pegangan tentang dunia secara keseluruhan, pengertian tentang struktur dan mekanismenya, yang tidak dapat dihasilkan sistem yang kurang abstrak. Kesanggupan yang diakibatkan penggunaan abstraksi merupakan esensi dari intelek, dan dengan tiap peningkatan abstraksi, kegemilangan intelektual sains semakin meningkat.

Diterjemahkan Ma Kuru dari buku The Basics Writing of Bertrand Russel, halaman 604 -- 609

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun