Mohon tunggu...
Bhuku Tabuni
Bhuku Tabuni Mohon Tunggu... Security - Orang Yang Suka Belajar

Orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kritik Bertrand Russel tentang Metode Ilmiah

23 Agustus 2018   19:09 Diperbarui: 23 Agustus 2018   19:23 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orbit-orbit planet tidak memiliki kemiripan dengan gambaran elips yang kita lihat dalam gambar yang mereka buat untuk skema tata surya, kecuali dalam beberapa sifat yang cukup abstrak. 

Ada peluang bahwa hubungan persentuhan yang terjadi dalam pengalaman kita dapat diperluas ke benda-benda dalam dunia fisik. Namun hubungan-hubungan lain yang kita kenal dalam pengalaman kita tidak jelas apakah memang ada di dunia fisik. Hal yang berpeluang besar untuk kita ketahui, dan ini pun merupakan pandangan yang hanya diharapkan benar, adalah bahwa terdapat hubungan tertentu dalam dunia fisik yang memiliki karakteristik abstrak logis yang sama dengan hubungan yang kita ketahui. 

Ciri-ciri yang sama tersebut yang merupakan karakteristik yang dapat diungkapkan secara matematis, bukanlah karakteristik yang membedakannya secara imaginatif dari hubungan-hubungan lain. Sebagai contoh hubungan yang sama antara rekaman gramofon dan musik yang dimainkan gramofon: keduanya mengandung karakteristik struktural tertentu yang sama, yang dapat dinyatakan dalam istilah-istilah abstrak, tetapi tidak memiliki ciri bersama yang jelas terlihat bagi indera. Karena kemiripan strukturnya, satu hal dapat menjadi penyebab bagi yang lain.

Demikian pula, sebuah dunia fisik yang memiliki struktur yang sama dengan dunia kita dapat menjadi penyebab, walaupun persamaannya mungkin hanya terletak pada struktur. Karena itu, yang terbaik yang dapat kita ketahui hanya sifat dunia fisik seperti sifat yang sama-sama dimiliki rekaman gramofon dan musik yang dimainkannya, bukan yang sifat membedakan yang satu dari yang lain. 

Bahasa lazim sangat tidak cocok untuk menyatakan apa yang sebenarnya ditegaskan oleh Ilmu Fisika, karena kata-kata sehari-hari tidak cukup abstrak. Hanya bahasa logika matematika yang dapat mengatakan sesedikit yang hendak dikatakan para pakar Fisika. 

Saat para pakar fisika menerjemahkan simbol-simbol ke dalam kata-kata, tak terelakkan ia mengatakan sesuatu yang terlalu kongkret, dan memberi kesan menyenangkan kepada pembaca tentang sesuatu yang dapat dipikirkan dan dapat dipahami, dan yang sebenarnya kesan itu lebih menyenangkan dan lebih lazim daripada apa yang ia hendak katakan.

Banyak orang memiliki kebencian penuh nafsu terhadap abstraksi, dan menurut saya alasan utamanya adalah kesulitan intelektual. Namun karena mereka tidak ingin mengungkap alasan tersebut, mereka mencoba mencari-cari berbagai alasan yang kedengaran agung. Mereka mengatakan bahwa semua realitas itu kongkret, sehingga dengan melakukan abstraksi, kita meninggalkan hal-hal yang esensial. 

Mereka katakan bahwa semua abstraksi adalah falsifikasi, dan saat Anda telah meninggalkan aspek dari hal yang aktual, Anda terpapar pada risiko sesat pikir untuk berargumen dari aspek yang digunakan/diketahui. Orang yang berargumen demikian sebenarnya prihatin terhadap hal yang berbeda dari yang diperhatikan sains. Dari sudut pandang estetika, misalnya, abstraksi berpeluang mengakibatkan salah paham yang besar. 

Musik mungkin indah, sedangkan rekaman gramofon secara estetika tidak bernilai. Dari sudut pandang visi imaginatif, bagi seorang penyair besar, yang mungkin ingin menulis sejarah penciptaan, pengetahuan abstrak yang ditawarkan Fisika bukanlah sesuatu yang memuaskan. Ia ingin tahu apa yang Allah lihat ketika memandang dunia dan Allah memandangnya baik. 

Tetapi ia tidak puas dengan rumusan yang mengungkap ciri logis abstrak di antara bagian-bagian yang Allah lihat. Namun pemikiran ilmiah berbeda dari semua ini. Pada dasarnya pemikiran ilmiah adalah pemikiran kesanggupan, yaitu jenis pemikiran, yang dapat dikatakan, bermaksud untuk secara sadar atau tidak, memberi kesanggupan kepada pemiliknya. 

Kesanggupan adalah konsep sebab akibat, dan untuk mendapatkan kesanggupan/kendali atas materi tertentu, orang hanya perlu memahami hukum-hukum sebab akibat yang berlaku terhadap materi tersebut. Pada dasarnya ini adalah hal yang abstrak, dan semakin banyak detail tak relevan yang dapat kita singkirkan dari bidang kita, semakin sanggup pemikiran kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun