Mohon tunggu...
Bhima Ghanendra
Bhima Ghanendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

NPD (Narcissistic Personality Disorder) Perspektif Psikologis dan Dampaknya pada Dinamika Sosial Gen Z

25 Desember 2024   19:49 Diperbarui: 25 Desember 2024   20:23 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tempat kerja, individu dengan NPD mungkin menunjukkan perilaku manipulatif untuk mendapatkan kekuasaan atau pengakuan. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang toksik, menghambat kerja sama tim, dan mengurangi produktivitas.

3.Media Sosial dan Budaya Narsistik:

Media sosial telah menjadi arena utama bagi ekspresi narsistik. Fenomena seperti self-promotion, pencarian validasi melalui likes, serta budaya influencer sering kali memperkuat sifat narsistik pada individu. Akibatnya, muncul tekanan sosial untuk tampil sempurna, yang dapat memperburuk kesehatan mental banyak orang.

Isu Sosial-Budaya dan Tantangan di Indonesia

Dalam konteks Indonesia, fenomena narsistik tidak hanya muncul di tingkat individu tetapi juga terlihat dalam isu sosial dan politik. Pola pikir narsistik kerap tercermin dalam tindakan para pemimpin atau tokoh masyarakat yang lebih mementingkan pencitraan daripada keberhasilan substansial. Hal ini menciptakan disonansi antara kepentingan publik dan ambisi pribadi.

Budaya kolektif Indonesia yang seharusnya mengedepankan kebersamaan juga mulai tergerus oleh pengaruh individualisme modern. Generasi muda, yang hidup dalam dunia digital, menghadapi tekanan untuk mengikuti tren narsistik, yang dapat memengaruhi perkembangan karakter dan hubungan sosial mereka di masa depan.

Refleksi Pribadi dan Kolektif

Saya merenungkan bagaimana nilai-nilai narsistik mungkin juga hadir dalam kehidupan sehari-hari kita. Misalnya, obsesi untuk selalu terlihat sukses atau berprestasi sering kali membuat kita lupa bahwa proses, empati, dan kerja sama memiliki nilai yang lebih besar daripada pengakuan semata.

Di sisi lain, memori kolektif bangsa Indonesia tentang gotong royong dan solidaritas dapat menjadi antidote terhadap tren narsistik yang semakin dominan. Kita perlu kembali menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan penghargaan terhadap orang lain dalam kehidupan sosial dan budaya kita.

Penutup

NPD bukan hanya gangguan psikologis individu, tetapi juga cerminan dari tantangan sosial-budaya di era modern. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat, baik secara mental maupun sosial. Sebagai bagian dari masyarakat global, penting bagi kita untuk menyeimbangkan kebutuhan individu dengan kepentingan kolektif demi menciptakan masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun