Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

TNI Menghadapi Ancaman Perang Dunia III

5 Oktober 2024   07:22 Diperbarui: 5 Oktober 2024   07:22 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perang Dunia 3 (Sumber: indiatimes.com)

Rakyat Indonesia banyak yang tidak menyadari, bahwasanya umat manusia di planet Bumi ini menghadapi ancaman besar: Perang Dunia III. Sejarah peradaban modern pasca Renaissance mencatat banyak perang. Akan tetapi, yang melibatkan banyak negara saling bertempur dan memakan korban begitu banyak, hanya Perang Dunia. Perang Dunia I berlangsung pada 1914-1918, dan Perang Dunia II berkobar pada 1939-1945.

Dari catatan sejarah, kita tahu bahwa Indonesia merdeka adalah efek langsung dari Perang Dunia II. Bala tentara Dai Nippon pertama kali mendarat di Tarakan-Kalimantan Timur pada 11 Januari 1942. Akan tetapi, secara resmi pendudukan Jepang di Hindia Belanda baru dimulai pada 8 Maret 1942. 

Saat itu, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Pangkalan Udara Kalijati, Subang-Jawa Barat. Ketika Jepang sebagai aliansi dari Nazi Jerman di bawah Hitler dan Italia di bawah Mussolini terus meluaskan wilayah di Asia, Hindia Belanda pun termasuk di dalamnya. Ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945 disusul di Nagasaki pada 9 Agustus 1945, Jepang pun takluk. Kaisar Hirohito selaku Kepala Negara Kekaisaran Jepang mengumumkannya pada 15 Agustus 1945. Perjanjian penyerahan tanpa syarat ditandatangani pada 2 September 1945.

Kita semua tahu, atas nama rakyat Indonesia, Soekarno -- Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Oerip Soemohardjo kemudian menyatakan bahwa "aneh suatu negara zonder (tanpa) tentara", mendorong pemerintah membentuk tentara di tingkat nasional. Maka, pada 5 Oktober 1945 dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai Hari Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI), Hari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), dan sejak tahun 2000 menjadi Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Di masa awal, tentara kita tidaklah satu. Banyak elemen pejuang kemerdekaan yang sebenarnya merupakan rakyat sipil bersenjata. Istilah masa kini disebut "milisi" atau "para-militer". Dahulu ada banyak istilah seperti laskar, pejuang, gerilyawan, dan sebutan kesatuan lain. Menyatukannya sangat sulit dan penuh perjuangan, termasuk diplomasi alot. Sebutan TNI sendiri baru diresmikan penggunaannya di masa Orde Baru, pada tahun 1971. Meski tiga matra TNI -Darat, Laut, Udara- masih bersatu dengan Polri di bawah ABRI.

Dalam perjalanannya, TNI tidak hanya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, tapi juga memadamkan pemberontakan. Kita juga berperang melawan negara lain. Di masa Orde Lama terjadi dua kali perang. Pertama, untuk merebut kembali Irian Barat dengan Operasi Trikora dimana kita melawan Belanda. Dan kedua untuk menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia dan Negara Singapura dengan Operasi Dwikora dimana kita melawan Inggris. Sedangkan di masa Orde Baru ada Operasi Seroja untuk mengintegrasikan Timor Portugis menjadi bagian Indonesia, di saat itu kita melawan Portugis selain gerilyawan pro asing.

Di masa damai, TNI juga mulai berperan menjaga perdamaian dunia. Disebut dengan nama "Kontingen Garuda", perwakilan TNI bergabung di bawah PBB bertugas di berbagai daerah konflik. Kini sudah terdapat 32 "Kontingen Garuda" yang pernah dibentuk.

Ancaman Perang Dunia III 

Perdamaian dunia yang kita turut jaga sejak 1945, sepertinya sangat berpotensi akan segera terkoyak. Jujur saja, saya kuatir novel "Ghost Fleet" yang pernah disitir Prabowo dalam debat Capres 2019 dahulu bisa menjadi kenyataan. Di sana, disebutkan bahwa Indonesia bubar tahun 2030. Sekarang sudah tahun 2024. Akankah hal itu menjadi kenyataan?

Sebagai rakyat yang sangat mencintai Indonesia, tentu saya berharap tidak. Kita berharap Indonesia akan menjadi "Republik 1.000 Tahun".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun