Terakhir, peran pers menurut Wamenlu adalah untuk meng-counter disinformasi. Maksudnya, mengatasi misinformasi dan disinformasi melalui pemberian informasi yang akurat berkualitas, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap media.
Jujur saja, dari semua materi dan pembahasannya, pemaparan dari Wamenlu ini paling membosankan. Selain mungkin karena menabrak jam istirahat makan siang, juga terlalu mengawang.Â
Konteks materi dan tema agak kurang kohesif. Peran pers sangat normatif dan seperti "tempelan" saja. Padahal, bila mengambil contoh bagaimana media di kawasan bersikap mengenai konflik antar negara, bisa jadi pembahasan menarik. Misalnya sikap media Indonesia dibandingkan dengan Malaysia, Singapura, atau China soal Laut Natuna.
Kesimpulan Umum
Tema besar Konvensi Media Nasional dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional 2024 adalah "Pers Mewujudkan Demokrasi Di Era Digital". Semua materi yang disajikan dan pembicara yang dihadirkan diupayakan selaras dengan tema tersebut.Â
Tentu saja Dewan Pers selaku penyelenggara, bekerjasama dengan sejumlah asosiasi jurnalis, telah mempersiapkannya secara matang.
Saya mengambil kesimpulan yang saya jadikan judul tulisan ini: "Pers Harus Adaptif". Dunia terus maju. Ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan berbagai produk yang makin maju. Kita sebagai manusia tak mungkin menentang perkembangan zaman. Kita harus larut, tanpa musti terhanyut.
Media massa atau pers merupakan produk budaya, dan juga produk zaman. Teknologi informasi, komunikasi, dan komputasi jelas memperkaya telekomunikasi dan informatika. Mau tak mau kita harus beradaptasi, agar tidak tergilas olehnya.
Kita sedang menyaksikan kehancuran media massa cetak. Walau mungkin buku tercetak dalam konteks buku ilmiah, pelajaran, dan fiksi tidak akan punah. Namun, media massa cetak sudah berada di senjakala daur hidupnya.Â
Televisi dan radio sepertinya masih akan bertahan beberapa dekade lagi. Mungkin sebelum internet dan entah apa namanya di kemudian hari mengambil alih. Satu yang pasti, kini media sosial melalui internet merajai jagat komunikasi dan informasi kita. Media daring yang hanya ikut arus saja, belum tentu bisa bertahan.
Prinsip-prinsip bisnis profesional juga harus dilakoni oleh media. Tidak sekadar asal jadi, asal cepat, dan asal viral belaka.