Selain itu, melalui filateli juga dapat dikembangkan persaudaraan seluas dunia. Hal ini mengingat filateli adalah hobi yang mendunia, dan para filatelis sering melakukan kegiatan tukar-menukar prangko dan benda pos lainnya, serta mengadakan pertemuan (meet up), yang umumnya dilakukan di lokasi sekretariat perkumpulan filatelis masing-masing, atau pun saat berlangsungnya suatu pameran filateli.
Berbagai hal positif itu sejalan dengan pendidikan kepramukaan, yang juga mendidik para Pramuka untuk sabar, teliti, rapi, selalu berusaha menambah wawasan dan pengetahuan, serta menambah sahabat dan mempererat persaudaraan universal. Persaudaraan yang dilandasi sikap saling menghormati, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, antargolongan, dan perbedaan lainnya.
Pramuka Pencinta Filateli
Di Indonesia sendiri, kegiatan para Pramuka yang mengoleksi prangko dan benda pos lainnya, terus berkembang. Pada sekitar 1970-an sampai 1980-an, seorang Pembina Pramuka yang juga filatelis, Kak Kris Ambar, tercatat ikut mengembangkan kegiatan filateli di kalangan Pramuka. Kak Kris juga pernah tercatat sebagai salah satu Andalan Nasional Gerakan Pramula.
Pada awal 1990-an, kegiatan filateli bahkan berkembang dengan dibentuknya komunitas yang dinamakan Pramuka Pencinta Filateli (PPF). Keberadaan PPF itu tak lepas dari Ketua Kwarnas saat itu, Letjen TNI (Purn) Mashudi.Â
Kak Mashudi, begitu panggilan akrabnya, pada kurun yang sama juga tercatat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Filatelis Indonesia (PP PFI). Dibantu Kak Berthold Sinaulan, seorang Pembina Pramuka yang juga seorang filatelis, komunitas PPF itu dibentuk.
Sebelumnya, telah diadakan pula penandatanganan piagam kerjasama antara Perum Pos dan Giro (sekarang namanya PT Pos Indonesia) dengan Kwarnas Gerakan Pramuka.Â
Maka, kegiatan filateli di kalangan kepramukaan makin berkembang. Sempat redup setelah Kak Mashudi tak lagi menjabat sebagai Ketua Umum PP PFI, untunglah kegiatan filateli di kalangan Pramuka kini mulai dikembangkan lagi.
Selain hal-hal positif yang telah disebutkan, melalui prangko dan benda-benda pos dengan tema Pramuka, sebenarnya dapat pula sekaligus dijadikan sebagai sarana untuk mempromosikan pendidikan dan berbagai aktivitas kepramukaan.Â
Keberadaan seri prangko Perkemahan Wirakarya (PW) 1968 yang terdiri dari tiga prangko berbeda desain misalnya, menjadi bukti bahwa semangat untuk "mengabdi tanpa batas" yang menjadi slogan dan motto Gerakan Pramuka saat ini, telah dilakukan sejak lama.Â
Seperti diketahui, PW adalah suatu perkemahan bagi para Pramuka Penegak dan Pandega, yang kegiatan utamanya adalah mengadakan bakti masyarakat.Â