Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Amalkan Kode Kehormatan Pramuka dari Cerita Rakyat

10 Januari 2021   18:23 Diperbarui: 10 Januari 2021   18:31 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prangko seri Cerita Rakyat terbitan 1998 yang salah satu desainnya menceritakan kisah Malin Kundang/sipakguru.com

Sebagian Pramuka Siaga putri akan mulai berkegiatan. (Foto: timesindonesia.co.id)
Sebagian Pramuka Siaga putri akan mulai berkegiatan. (Foto: timesindonesia.co.id)

Begitulah yang terjadi dalam suatu latihan Perindukan Pramuka Siaga di suatu Gugusdepan Pramuka. Yahnda (Ayahanda -- sebutan bagi Pembina Putra Pramuka Siaga) Widi dan Bunda (Ibunda -- sebutan bagi Pembina Putri Pramuka Siaga) Fitri baru saja selesai memimpin para Pramuka Siaga dalam upacara pembukaan latihan mingguan.

Kini, dibantu Pak Cik (Bapak Kecil -- sebutan bagi Pembantu/Asisten Pembina Putra Pramuka Siaga) Wijan, para Pramuka Siaga dikumpulkan di tengah lapangan. Mereka duduk dalam bentuk lingkaran di lapangan basket milik sekolah yang menjadi pangkalan Gugusdepan mereka.

"Sekarang Bunda Fitri akan menceritakan suatu cerita rakyat, kalian dengarkan baik-baik ya," ujar Yahnda Widi.

Para Pramuka Siaga bertepuk tangan. Bunda Fitri memulai kisah dari cerita rakyat Sumatera Barat. "Ayo, siapa yang tahu apa nama ibukota Provinsi Sumatera Barat?" tanya Bunda Fitri.

"Saya, Bunda".

Guritna, Pemimpin Barung Merah, berkata sambil mengangkat tangannya. Bunda Fitri mempersilakan Guritna menjawab. "Ibukota Sumatera Barat adalah Padang," jawab Guritna.

"Betul!".

Semua bertepuk tangan. Kemudian Bunda Fitri melanjutkan ceritanya. "Di suatu tempat yang dinamakan Pantai Air Manis di Sumatera Barat pada zaman dulu, hiduplah seorang perempuan yang sudah menjanda. Dia adalah Ibu yang bernama Mande Rubayah. Ibu itu sangat menyayangi anak satu-satunya yang bernama Malin Kundang. Si anak dirawat dengan penuh kasih sayang oleh sang ibu. Bahkan ketika Malin Kundang jatuh sakit, ibunya berusaha keras mencari bantuan agar Malin Kundang dapat segera sembuh. Meski pun sang ibu hanya berjualan kue dan penghasilannya tak seberapa, dia berusaha membesarkan Malin Kundang sebaik mungkin".

"Nah, sebelum Bunda Fitri melanjutkan cerita, Yahnda mau tanya, bagaimana menurut kalian sikap Ibu Mande Rubayah kepada Malin Kundang anaknya?" Yahnda Widi bertanya.

"Baik sekali".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun