Khusus untuk anak-anak jalanan, sudah cukup lama pula diperhatikan para Pramuka. Sejak 2006 misalnya, dalam lingkungan kepramukaan atau kepanduan di kawasan Asia-Pasifik, anak-anak jalanan telah menjadi fokus perhatian. Bermula dengan suatu lokakarya tentang anak jalanan yang dilakukan di Manila, Filipina. Saat itu, sejumlah perwakilan organisasi kepramukaan di kawasan Asia-Pasifik mengirimkan wakil untuk mengikutinya.
Dari Indonesia yang ikut serta adalah Kak Berthold dan Kak Rohmah. Setelah mengikuti lokakarya, masing-masing peserta berusaha membentuk satu kelompok anak jalanan yang dibina melalui latihan-latihan kepramukaan.Â
Tujuannya, agar anak-anak jalanan itu mendapatkan kesempatan ikut pendidikan kepramukaan, yang kelak diharapkan dapat membantu memperkuat mental dan semangat mereka untuk mengubah hidup. Dari anak jalanan menjadi manusia berkreasi yang lebih produktif.
Di Indonesia, dimulai dengan dua kelompok, satu di Jakarta Timur dan satu di Jakarta Pusat. Sayang, dalam pelaksanaannya, agak kurang dukungan yang diterima.Â
Belakangan, karena kesibukan tugas sehari-hari di luar Pramuka, Kak Berthold akhirnya menghadap pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang waktu itu diketuai Kak Azrul Azwar. Beberapa kali baik lisan maupun tertulis melalui surat, Kak Berthold mengharapkan agar kegiatan itu dapat diambil alih oleh yang mempunyai waktu luang lebih banyak.
Sayangnya, ada yang menyebarkan isu bahwa Kak Azrul kurang puas dengan kinerja Kak Berthold dan Kak Rohmah, lalu diambil alih dan diberikan pada orang lain.Â
Padahal jelas kenyataannya, justru Kak Berthold sendiri yang meminta agar dirinya tak lagi jadi kordinator dan lebih baik diberikan kepada orang lain yang waktu luangnya lebih banyak.
Suku Bumi