Peringatan Hari Baden-Powell yang diperingati di seluruh dunia tiap 22 Februari -- tanggal lahir Bapak Pandu Sedunia itu -- tentu saja dirayakan pula di Indonesia. Gerakan Pramuka, organisasi kepanduan nasional di negara kita, tercatat sebagai organisasi nasional kepanduan terbesar di dunia. Dari jumlah anggota Pandu/Pramuka sekitar 50 juta di seluruh dunia, Â sekitar 20 juta di antaranya berada di Indonesia. Berarti sekitar 40 persen ada di Indonesia.
Kemeriahan peringatan Hari Baden-Powell di negara kita, diadakan dari ujung Barat sampai ujung Timur. Di Jambi acara dipimpin langsung oleh Ketua Kwartir Daerah (Kwarda), H. Sudirman , SH, MH. Sementara di Papua, Ketua Kwarda setempat, Kristina Luluporo, SP, Â MAP, memimpin acara di Taman Yos Sudarso, Jayapura.\
Wakil Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) yang juga Ketua Komisi Perencanaan dan Pengembangan, Jana Anggadiredja, membacakan sambutan Ketua Kwarnas, Komjen Pol (Purn) Drs. H. Budi Waseso. Dalam sambutannya, Kak Budi Waseso -- panggilan akrabnya di lingkungan Pramuka -- menjelaskan bahwa gerakan kepanduan adalah gerakan persaudaraan seluas dunia. Setiap pandu atau pramuka adalah saudara bagi pandu/pramuka lainnya. "Mereka juga sahabat bagi sesama, sebagaimana disebutkan dalam salah satu darma pada Dasa Darma Pramuka, yaitu cinta alam dan kasih sayang sesama manusia," ujar Ketua Kwarnas.
Hal tersebut menurut Kak Budi Waseso, sejalan pula dengan slogan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti beraneka ragam itu satu, para Pandu atau Pramuka bersaudara dan bersahabat tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan perbedaan lainnya. Perbedaan justru anugerah yang membuat kehidupan kita berwarna-warni.
"Itulah sebabnya, saya mengajak kakak-kakak dan adik-adik semua untuk memperingati Hari B-P dengan semangat melayani dan bersatu, siap membantu dan selalu bergandengan tangan untuk kemajuan Indonesia serta dunia yang lebih baik," ajak Ketua Kwarnas yang saat ini juga menjadi Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog).
Persaudaraan dan persahabatan yang menjadi salah satu tujuan utama Baden-Powell mendirikan gerakan kepanduan sedunia, juga menjadi penting terkait dengan pelaksanaan pertemuan (gathering) "Positif Bermedia Sosial" yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di Jakarta, bertepatan dengan Hari Baden-Powell, 22 Februari 2019.
Acara tersebut merupakan bagian dari pemasyarakatan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 2014. Ada lima gerakan dalam GNRM, yaitu melayani, bersih, tertib, mandiri, dan bersatu. Suatu hal yang juga diangkat oleh Ketua Kwarnas dalam sambutan tertulisnya menyambut Hari Baden-Powell.
Dalam pertemuan yang dihadiri banyak komunitas itu, hadir pula sejumlah anggota Gerakan Pramuka, Scout Radio, Indonesia Scout Journalist, dan Komunitas Film Pramuka. Â Sebagaimana para peserta pertemuan lainnya, para anggota Gerakan Pramuka juga sepakat, media sosial harus digunakan secara baik. Konten atau isi negatif, seperti ujaran kebencian, saling mengadu domba, SARA, pornografi, dan hal negatif lainnya, harus ditentang dan diupayakan tidak lagi ada di media sosial. Apalagi sesama anak bangsa, Â walau pun kita berbeda-beda latar belakangnya, namun kita semua adalah warga negara Indonesia, yang sama-sama mencintai persatuan.
Di akhir acara pertemuan itu, para peserta mendapat pengalaman yang tak terlupakan untuk mencoba moda transportasi umum terbaru di Jakarta, yaitu MRT. Dikenal dalam Bahasa Inggris MRT adalah Mass Rapid Transportation, namun telah di-Indonesia-kan menjadi Moda Raya Terpadu, MRT adalah angkutan umum terbaru di Jakarta.
Para anggota Gerakan Pramuka menyambut baik keberadaan MRT tersebut, "Semoga adanya MRT ini dapat membantu warga lebih cepat sampai ke tempat tujuan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H