Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Meriahnya Hari Baden-Powell dalam Semangat Melayani dan Bersatu

23 Februari 2019   12:23 Diperbarui: 23 Februari 2019   12:50 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Kwarda Papua, Kak Kristina Luluporo, dengan topi khas Papua, memimpin upacara Hari Baden-Powell di Jayapura. (Foto: Kwarda Papua)

Peringatan Hari Baden-Powell yang diperingati di seluruh dunia tiap 22 Februari -- tanggal lahir Bapak Pandu Sedunia itu -- tentu saja dirayakan pula di Indonesia. Gerakan Pramuka, organisasi kepanduan nasional di negara kita, tercatat sebagai organisasi nasional kepanduan terbesar di dunia. Dari jumlah anggota Pandu/Pramuka sekitar 50 juta di seluruh dunia,  sekitar 20 juta di antaranya berada di Indonesia. Berarti sekitar 40 persen ada di Indonesia.

Kemeriahan peringatan Hari Baden-Powell di negara kita, diadakan dari ujung Barat sampai ujung Timur. Di Jambi acara dipimpin langsung oleh Ketua Kwartir Daerah (Kwarda), H. Sudirman , SH, MH. Sementara di Papua, Ketua Kwarda setempat, Kristina Luluporo, SP,  MAP, memimpin acara di Taman Yos Sudarso, Jayapura.\

Para peserta upacara Hari Baden-Powell di Jambi. (Foto; Kwarda Jambi)
Para peserta upacara Hari Baden-Powell di Jambi. (Foto; Kwarda Jambi)
Demikian pula di kota dan daerah lainnya, seperti di Bekasi, peringatan Hari B-P  dirayakan tak kalah meriah. Bahkan di Bali, diadakan pameran filateli khusus memperingati Bapak Pandu/Pramuka Sedunia tersebut. Pameran sejenis, filateli dan benda-benda memorabilia lainnya, juga telah dilakukan di Jambore Kita Coffee -- Leadership Cafe, salah satu kafe yang dimiliki anggota Gerakan Pramuka di wilayah Tangerang Selatan, Banten.

Ketua Kwarda Papua, Kak Kristina Luluporo, dengan topi khas Papua, memimpin upacara Hari Baden-Powell di Jayapura. (Foto: Kwarda Papua)
Ketua Kwarda Papua, Kak Kristina Luluporo, dengan topi khas Papua, memimpin upacara Hari Baden-Powell di Jayapura. (Foto: Kwarda Papua)
Di tingkat nasional, acara diadakan di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata (Buperta) Cibubur, yang terletak di perbatasan DKI Jakarta dan Jawa Barat. Walau pun hujan deras yang sempat turun sebelumnya dan menyebabkan tanah di kawasan bumi perkemahan menjadi becek, tidak menyurutkan para peserta acara menghadiri kegiatan yang dimeriahkan dengan api unggun a la Pramuka.

Wakil Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) yang juga Ketua Komisi Perencanaan dan Pengembangan, Jana Anggadiredja, membacakan sambutan Ketua Kwarnas, Komjen Pol (Purn) Drs. H. Budi Waseso. Dalam sambutannya, Kak Budi Waseso -- panggilan akrabnya di lingkungan Pramuka -- menjelaskan bahwa gerakan kepanduan adalah gerakan persaudaraan seluas dunia. Setiap pandu atau pramuka adalah saudara bagi pandu/pramuka lainnya. "Mereka juga sahabat bagi sesama, sebagaimana disebutkan dalam salah satu darma pada Dasa Darma Pramuka, yaitu cinta alam dan kasih sayang sesama manusia," ujar Ketua Kwarnas.

Hal tersebut menurut Kak Budi Waseso, sejalan pula dengan slogan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti beraneka ragam itu satu, para Pandu atau Pramuka bersaudara dan bersahabat tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan perbedaan lainnya. Perbedaan justru anugerah yang membuat kehidupan kita berwarna-warni.

"Itulah sebabnya, saya mengajak kakak-kakak dan adik-adik semua untuk memperingati Hari B-P dengan semangat melayani dan bersatu, siap membantu dan selalu bergandengan tangan untuk kemajuan Indonesia serta dunia yang lebih baik," ajak Ketua Kwarnas yang saat ini juga menjadi Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog).

Poster Hari B-P dan GNRM. (Foto: ISJ)
Poster Hari B-P dan GNRM. (Foto: ISJ)
Aktif Menangkal Hoax

Persaudaraan dan persahabatan yang menjadi salah satu tujuan utama Baden-Powell mendirikan gerakan kepanduan sedunia, juga menjadi penting terkait dengan pelaksanaan pertemuan (gathering) "Positif Bermedia Sosial" yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) di Jakarta, bertepatan dengan Hari Baden-Powell, 22 Februari 2019.

Acara tersebut merupakan bagian dari pemasyarakatan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 2014. Ada lima gerakan dalam GNRM, yaitu melayani, bersih, tertib, mandiri, dan bersatu. Suatu hal yang juga diangkat oleh Ketua Kwarnas dalam sambutan tertulisnya menyambut Hari Baden-Powell.

Dalam pertemuan yang dihadiri banyak komunitas itu, hadir pula sejumlah anggota Gerakan Pramuka, Scout Radio, Indonesia Scout Journalist, dan Komunitas Film Pramuka.  Sebagaimana para peserta pertemuan lainnya, para anggota Gerakan Pramuka juga sepakat, media sosial harus digunakan secara baik. Konten atau isi negatif, seperti ujaran kebencian, saling mengadu domba, SARA, pornografi, dan hal negatif lainnya, harus ditentang dan diupayakan tidak lagi ada di media sosial. Apalagi sesama anak bangsa,  walau pun kita berbeda-beda latar belakangnya, namun kita semua adalah warga negara Indonesia, yang sama-sama mencintai persatuan.

Sejumlah anggota Gerakan Pramuka yang berkesempatan naik uji coba MRT di Jakarta. (Foto: ISJ)
Sejumlah anggota Gerakan Pramuka yang berkesempatan naik uji coba MRT di Jakarta. (Foto: ISJ)
Pesatnya perkembangan media sosial, harus diakui telah dimanfaatkan pula oleh sebagian orang untuk menciptakan informasi penuh kebohongan (hoax). Dalam kaitan itu, para peserta juga sepakat bahwa salah satu hal penting untuk mewujudkan persatuan adalah dengan aktif menangkal hoax.

Di akhir acara pertemuan itu, para peserta mendapat pengalaman yang tak terlupakan untuk mencoba moda transportasi umum terbaru di Jakarta, yaitu MRT. Dikenal dalam Bahasa Inggris MRT adalah Mass Rapid Transportation, namun telah di-Indonesia-kan menjadi Moda Raya Terpadu, MRT adalah angkutan umum terbaru di Jakarta.

Anggota Gerakan Pramuka diwawancarai di sela uji coba MRT di Jakarta. (Foto: ISJ)
Anggota Gerakan Pramuka diwawancarai di sela uji coba MRT di Jakarta. (Foto: ISJ)
Para peserta bangga, karena mereka termasuk dari sedikit yang berkesempatan mencoba naik MRT sebelum benar-benar dioperasikan untuk umum pada Maret 2019. Mereka naik MRT dari halte Bundaran HI ke Lebak Bulus yang sebagian ditempuh di bawah tanah, hanya memerlukan waktu 30 menit. Sangat cepat dibandingkan dengan naik kendaraan pribadi atau angkutan umum di jalan raya yang bisa memakan waktu tempuh antara satu setengah sampai dua jam.

Para anggota Gerakan Pramuka menyambut baik keberadaan MRT tersebut, "Semoga adanya MRT ini dapat membantu warga lebih cepat sampai ke tempat tujuan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun