Dari jumlah 500 keping itu, ternyata tidak banyak juga yang akhirnya benar-benar digunakan, ditempel di atas sampul surat atau kartu pos, dan dikirim melalui kantor pos. Sebagian lainnya tidak sempat digunakan, karena prangko-prangko resmi akhirnya tiba juga di Surakarta dan dapat dimanfaatkan untuk berkirim surat.
Demikian langkanya, tak heran bila harganya mahal sekali di kalangan kolektor. Kabarnya, sekarang harga tiap keping prangko Pos Militer Surakarta mencapai Rp 1,5 miliar. Itu untuk yang kondisi mint atau belum terpakai. Sedangkan yang used atau sudah terpakai, lebih mahal lagi, karena hanya sedikit saja yang benar-benar terpakai.
"Apa? Beneran? Wuiiihhhhh, asyiikk," begitu komentar Bambang saat menerima telepon Benny yang mengabarkan penemuan prangko langka itu.
Bambang sudah membayangkan akan membeli mobil baru, Toyota Kijang, yang akan digunakannya sebagai warung keliling. Istrinya sudah cukup lama membuka usaha katering, dan dua bulan lalu, sang istri mengemukakan niatnya untuk membuka warung keliling yang akan menjajakan makanan buatannya.
Sekarang, kalau prangko Pos Militer Surakarta itu laku dijual, tentu lebih dari cukup untuk membeli Toyota Kijang baru. Katakanlah dijual cepat dengan harga sedikit di bawah pasaran, misalnya Rp 1 miliar saja, setelah Bambang membagi hasilnya sedikit untuk Benny, masih tersisa cukup uang untuk membeli sebuah Toyota Kijang baru.
"Nanti seratus juta akan aku beri ke Benny, sisanya yang sembilan ratus juta untuk membeli mobil," begitu pikir Bambang dalam hatinya.
Seratus juta rupiah, ketika Bambang mengutarakan niat membagi hasil penjualan prangko Pos Militer Surakarta itu kepada Benny, cepat saja Benny mengangguk setuju. "Asyik, dapat seratus juta, jadi juga gue ajak istri gue keliling Eropa," komentar Benny segera sambil tertawa gembira.
Bambang ikut tertawa, padahal prangko itu belum juga dijual. Tapi keduanya yakin, prangko langka itu akan segera laku, banyak yang ingin memilikinya. Bambang dan Benny berjabat tangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H