(3) Opener invites game dan responder tidak setuju. Tidak ada FP.
(4) Responder invites game dan opener Tidak setuju. Tidak ada FP.
(5) Cue-bid oleh opener menciptakan situasi forcing pass.
(6) Â Â Â Opener raises ke game atau jump raises ke game setelah weak jump overcall. Forcing passes hanya berlaku pada tangan opener. Vulnerability tidak menjadi masalah; yang penting adalah SPESIFIKASI RAISE KE GAME tsb; Â jika raise tsb berdasarkan HCP, maka pass adalah forcing; sedangkan jika raise tsb berdasarkan distribusi dengan point yang sangat terbatas, maka tidak ada alasan untuk memberlakukan pass OLEH TANGAN TERSEBUT sebagai forcing.
(7) Â Â Â Opener melakukan single raise dan responder bid game. Hal ini sama dengan kasus 1H-(1S)-2H-(2S);4H. Â Jadi merupakan variasi dari KASUS SPESIAL. Â Tidak ada FP.
(8) Â Â Â Opener dengan tiba-tiba bid game tanpa melihat ada fit atau tidak, maka subsequent pass dari tangan manapun adalah FP.
(9) Â Â Â Jika baik lawan maupun kita ada fit, dan sama-sama bid game, dan tidak ada yang bid weak jump overcall, tidak ada take-out, responsive ataupun negatif double, maka FP berlaku jika :
  (a)       VUL vs NONVUL, Pass= NF, DBL= TRANFERABLE VALUE
  (b)       Opener melompat dari level-1 ke level-4 di warna partner yang menunjukkan pegangan strong balance;    Â
  (c)       Dari jalannya bidding terlihat bahwa mereka melakukan sacrifice;
  (d)       Sudah jelas bahwa kita punya high-card yang lebih banyak dari lawan.