Mungkinkah ada pengaruh karena kosa kata terima kasih dan maaf tdk ada dalam bahasa daerah Minahasa? Barangkali pekakaan Boeng Dotulung bisa bantu menjawabnya? Makase.
Dalam "Kamus "MALAYU MANADO-INDONESIA-TOUNDANO dan KOSAKATA BAHASA TOUNDANO"
Cetakan kedua: 2010
ISBN : 978 - 602 - 97656 - 1
Belum begitu lengkap dikarenakan permintaan waktu itu oleh saudara Bert Toar Polii saya berada di Australia sehingga banyak catatan2 mengenai kamus bahasa Toundano dll berada di "Yayasan Minahasa" yg kemudian bertamba nama "Yayasan Morno" di negeri belanda.
Sehingga untuk memenuhi permintaan sdr Bert Toar Polii saya harus ke negara tsb. Dari pekerjaan saya baru kemudian setengah tahun mendapat cuti untuk ke belanda.
Berhubung di negara ini (belanda)untuk mencetak tidak semurah di Indonesia.
Sepupu saya Sdr G.J. (Hans) Dotulong almarhum dapat menolong untuk mengurusnya di Percetakan Granmedia, dengan perantara S.R.Rumate yg bekerja di P.T. Gramedia Printing Group. Lalu dihubungi yg akan melakukan design artwork & lay out dan tambahan2 lainnya. Setelah seluruh ongkos telah lengkap baru diserahkan oleh mendiang G.J. (Hans) Dotulong kepada sponsor yang langsung menyetujuinya dan memintakan no rekening.
Di Jakarta langsung dikirim berita untuk memulai pekerjaan tsb. Ternyata tidak semudah itu, untuk langsung mencetaknya; pekerjaan persiapan untuk itu cukup banyak.
Setelah semua sudah siap uang di kirim; sayapun kembali ke Australia (Sydney).
Setelah saya menerima cetakan Kamus yg sudah selesai saya lihat masih banyak kata2 yg belum termuat. Tapi oleh karena usaha sdr Bert Toar Polii untuk memajukan bahasa Toundano bersama kawan2nya kamus itu "dapat dipertanggung jawab oleh penyusun" (Bong J.D.A.G. Dotulong).