Slam Bidding Kegembiraan Tersendiri Buat Pemain Bridge
Oleh: Bert Toar Polii
Dalam permainan bridge salah satu situasi yang membawa kegembiraan tersendiri buat pemain bridge ketika berhasil bid slam kemudian memilih "line of play" yang tepat.
Namun dalam kenyataannya zone slam ini sangat berbahaya untuk umumnya pemain bridge terutama yang rata-rata.
Terlalu sering terjadi slam yang bagus malah tidak di bid, sedangkan slam yang jelek malah kebacut di bid.
Ini bisa  terjadi karena metode slam bidding yang masih  kurang  akurat.
Padahal jika kita mau mempelajari dengan lebih saksama tentang prinsip  dasar untuk bid slam atau tidak maka bisa meminilisasi kesalahan diatas.
Pertama mari kita lihat dasar untuk menentukan apakah slam itu baik untuk di bid atau tidak?
Secara sederhana dapat dihitung sebagai berikut : ketika kita bid slam di warna major dan posisi papan tidak bahaya maka kita akan kehilangan 50 point. Sehingga jika lawan tidak bid maka kita akan kehilangan 500 point atau 450+50. Sebaliknya kalau slam itu bikin maka akan mendapat keuntungan 500 point sebagai bonus bid slam.
Dengan demikian jika ada peluang diatas 50% maka "small slam" pantas untuk di bid.
Bagaimana mengetahui peluangnya berada diatas 50% maka kita harus mempelajari tentang teori persentase terutama menyangkut pembagian kartu dan persentase mengenai finesse atau potong.
Sehubungan dengan teori persentase, Â "small slam" yang akan berhasil jika misalnya trump terbagi 3-2 adalah slam yang baik. Karena sesuai teori persentase jika ada 5 kartu diluar maka kemungkinan terbagi 3-2 persentasenya adalah 67,8 %. Selanjutnya kalau keberhasilan slam tergantung finesse atau potong maka itu adalah kasus borderline. Jika di bid lagi mujur bikin tapi pas lagi kurang beruntung mati.
Akan berbeda halnya dengan bid "grand slam", karena jika kita bid grand slam mati sementara lawan tidak bid maka pada posisi papan bahaya kita akan 1500 dengan keuntungan hanya 750 bonus slam jika bikin dan lawan tidak bid.
Melihat hasil yang bakal didapat demikian juga kerugiannya maka untuk bid grand slam butuh persentase untuk sukses diatas 60%.
Namun ini juga hanya patokan karena factor keberuntungan sering lebih menentukan.
Oleh sebab itu ada pakar yang ketika ditanya soal slam yang bagus atau buruk ia dengan santai menjawab, slam yang bagus yaitu slam yang bikin.
Nah untuk bisa menentukan bagaimana bid slam yang baik dibutuhkan sistim dan konvensi serta partnership agreements yang tertata rapih.
Karena itu jika ingin berprestasi dalam olahraga bridge binalah partnership dengan baik.
Selain itu sebagai patokan dasar, untuk bid slam ada dua menu utama yang harus kita kuasai.
Pertama adalah Power, kedua tangan harus mempunyai daya yang cukup untuk meraih 12 trik. Untuk pegangan balanced minimal kita punya 33 HCP sebagai power.
Kedua adalah Control. Yang pasti jumlah control harus terjamin dan berada di temoat yang tepat, jangan sampai lawan bisa mengambil dua trik di awal seperti bid slam tapi ada AK disuatu warna diluar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H