Sehubungan dengan teori persentase, Â "small slam" yang akan berhasil jika misalnya trump terbagi 3-2 adalah slam yang baik. Karena sesuai teori persentase jika ada 5 kartu diluar maka kemungkinan terbagi 3-2 persentasenya adalah 67,8 %. Selanjutnya kalau keberhasilan slam tergantung finesse atau potong maka itu adalah kasus borderline. Jika di bid lagi mujur bikin tapi pas lagi kurang beruntung mati.
Akan berbeda halnya dengan bid "grand slam", karena jika kita bid grand slam mati sementara lawan tidak bid maka pada posisi papan bahaya kita akan 1500 dengan keuntungan hanya 750 bonus slam jika bikin dan lawan tidak bid.
Melihat hasil yang bakal didapat demikian juga kerugiannya maka untuk bid grand slam butuh persentase untuk sukses diatas 60%.
Namun ini juga hanya patokan karena factor keberuntungan sering lebih menentukan.
Oleh sebab itu ada pakar yang ketika ditanya soal slam yang bagus atau buruk ia dengan santai menjawab, slam yang bagus yaitu slam yang bikin.
Nah untuk bisa menentukan bagaimana bid slam yang baik dibutuhkan sistim dan konvensi serta partnership agreements yang tertata rapih.
Karena itu jika ingin berprestasi dalam olahraga bridge binalah partnership dengan baik.
Selain itu sebagai patokan dasar, untuk bid slam ada dua menu utama yang harus kita kuasai.
Pertama adalah Power, kedua tangan harus mempunyai daya yang cukup untuk meraih 12 trik. Untuk pegangan balanced minimal kita punya 33 HCP sebagai power.
Kedua adalah Control. Yang pasti jumlah control harus terjamin dan berada di temoat yang tepat, jangan sampai lawan bisa mengambil dua trik di awal seperti bid slam tapi ada AK disuatu warna diluar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H