Mohon tunggu...
Bert Toar Polii (Bertje)
Bert Toar Polii (Bertje) Mohon Tunggu... Editor - Atlet, Pelatih, Jurnalis Bridge

Lahir 30 Agustus 1953 di Tondano. Penerima Satya Lancana Dharma Olahraga dari Presiden Jokowi, Atlet legenda dari Menpora dan Tuama Leos, Keter wo Nga'asan dari Rukun Keluarga Besar Ratulangi saat memperingati 128 tahun Dr. GSSJ Ratulangi. Sampai sekarang masih aktif sebagai atlit, pelatih dan jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Slam Bidding Kegembiraan Tersendiri Buat Pemain Bridge

20 Desember 2022   12:16 Diperbarui: 20 Desember 2022   12:23 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Slam Bidding Kegembiraan Tersendiri Buat Pemain Bridge

Oleh: Bert Toar Polii

Dalam permainan bridge salah satu situasi yang membawa kegembiraan tersendiri buat pemain bridge ketika berhasil bid slam kemudian memilih "line of play" yang tepat.

Namun dalam kenyataannya zone slam ini sangat berbahaya untuk umumnya pemain bridge terutama yang rata-rata.

Terlalu sering terjadi slam yang bagus malah tidak di bid, sedangkan slam yang jelek malah kebacut di bid.

Ini bisa  terjadi karena metode slam bidding yang masih  kurang  akurat.

Padahal jika kita mau mempelajari dengan lebih saksama tentang prinsip  dasar untuk bid slam atau tidak maka bisa meminilisasi kesalahan diatas.

Pertama mari kita lihat dasar untuk menentukan apakah slam itu baik untuk di bid atau tidak?

Secara sederhana dapat dihitung sebagai berikut : ketika kita bid slam di warna major dan posisi papan tidak bahaya maka kita akan kehilangan 50 point. Sehingga jika lawan tidak bid maka kita akan kehilangan 500 point atau 450+50. Sebaliknya kalau slam itu bikin maka akan mendapat keuntungan 500 point sebagai bonus bid slam.

Dengan demikian jika ada peluang diatas 50% maka "small slam" pantas untuk di bid.

Bagaimana mengetahui peluangnya berada diatas 50% maka kita harus mempelajari tentang teori persentase terutama menyangkut pembagian kartu dan persentase mengenai finesse atau potong.

Sehubungan dengan teori persentase,  "small slam" yang akan berhasil jika misalnya trump terbagi 3-2 adalah slam yang baik. Karena sesuai teori persentase jika ada 5 kartu diluar maka kemungkinan terbagi 3-2 persentasenya adalah 67,8 %. Selanjutnya kalau keberhasilan slam tergantung finesse atau potong maka itu adalah kasus borderline. Jika di bid lagi mujur bikin tapi pas lagi kurang beruntung mati.

Akan berbeda halnya dengan bid "grand slam", karena jika kita bid grand slam mati sementara lawan tidak bid maka pada posisi papan bahaya kita akan 1500 dengan keuntungan hanya 750 bonus slam jika bikin dan lawan tidak bid.

Melihat hasil yang bakal didapat demikian juga kerugiannya maka untuk bid grand slam butuh persentase untuk sukses diatas 60%.

Namun ini juga hanya patokan karena factor keberuntungan sering lebih menentukan.

Oleh sebab itu ada pakar yang ketika ditanya soal slam yang bagus atau buruk ia dengan santai menjawab, slam yang bagus yaitu slam yang bikin.

Nah untuk bisa menentukan bagaimana bid slam yang baik dibutuhkan sistim dan konvensi serta partnership agreements yang tertata rapih.

Karena itu jika ingin berprestasi dalam olahraga bridge binalah partnership dengan baik.

Selain itu sebagai patokan dasar, untuk bid slam ada dua menu utama yang harus kita kuasai.

Pertama adalah Power, kedua tangan harus mempunyai daya yang cukup untuk meraih 12 trik. Untuk pegangan balanced minimal kita punya 33 HCP sebagai power.

Kedua adalah Control. Yang pasti jumlah control harus terjamin dan berada di temoat yang tepat, jangan sampai lawan bisa mengambil dua trik di awal seperti bid slam tapi ada AK disuatu warna diluar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun