Mohon tunggu...
Bertold Gerry
Bertold Gerry Mohon Tunggu... Freelancer - Membaca dan menulis sebagai rekreasi.

Membaca dan menulis sebagai rekreasi.

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Pameran Lukisan "Ratu Adil" Karya Budi Ubrux: Kisah Perlawanan dan Harapan

29 Januari 2024   17:19 Diperbarui: 6 Februari 2024   16:42 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pameran Lukisan "Ratu Adil" di Bentara Budaya Yogyakarta (27/1) - dokumentasi pribadi

Pameran yang sudah dipersiapkan selama lebih dari satu tahun ini akan selalu relevan dengan situasi politik Indonesia, apalagi situasi politik terkini. 

Menariknya, pameran lukisan yang telah dipersiapkan sejak Desember 2022 ini diluncurkan bertepatan dengan musim debat capres yang membahas kompleksitas konflik agraria, termasuk masyarakat-masyarakat yang menjadi korban konflik tersebut.

Cover katalog lukisan pameran lukisan Ratu Adil - tangkapan layar dari e-katalog pameran Ratu Adil
Cover katalog lukisan pameran lukisan Ratu Adil - tangkapan layar dari e-katalog pameran Ratu Adil
Diselenggarakannya sebuah pameran seni rupa kurang sahih jika tidak dibarengi katalog yang baik. Hal yang menarik dari katalog pameran Ratu Adil ini adalah pemaparan oleh Romo Sindhu, Agus Noor, dan beberapa tokoh lain mengenai kedalaman konsep, dinamika proses kreatif, dan pembahasan mendalam soal berbagai simbolisme pada karya-karya Budi Ubrux dari segi sejarah, ideologi, sudut pandang kreatif, serta kisah-kisah dan berbagai cerita rakyat yang menyertainya.

Melalui satu buah pameran ini, audiens dibawa untuk dapat menjangkau cakrawala humanisme yang lebih luas. Tidak heran katalog dari pameran Ratu Adil ini 127 halaman.

Lukisan berjudul Melawan dengan Bertahan (2023) karya Budi Ubrux
Lukisan berjudul Melawan dengan Bertahan (2023) karya Budi Ubrux
Menurut saya, selain relevansi, delivery atau penyampaian gagasan Ratu Adil dalam karya-karya Budi Ubrux ini dilakukan dengan gaya yang halus, jauh dari nuansa anarki dan kekerasan. 

Hal ini penting karena pameran ini menampilkan wajah seni rupa bernuansa politik akar rumput - mungkin bisa saja dikategorikan artivisme - yang tidak melulu lekat dengan visualisasi anarkis, destruktif, penderitaan berdarah-darah, ataupun secara langsung mendiskreditkan tokoh-tokoh elit politik tertentu. Jika merefleksikan materi pameran ini, audiens bisa saja membayangkan bahwa rakyat Indonesia masih mengalami penindasan, hanya saja penjajah era kolonial Belanda saat ini telah menjelma menjadi penguasa berpanji kapitalisme.

Karya-karya pameran Ratu Adil ini tidak seperti karya-karya di beberapa pameran lain yang menggiring audiens untuk melihat pemandangan getir berdarah-darah atau secara langsung menyalahkan pemerintah karena sifat seperti itu malah menjauhkan fokus kita pada potret masyarakat yang nelangsa, yang kelelahan, namun tetap mau memiliki perlawanan dengan cara bertahan (seperti judul salah satu lukisan: Melawan dengan Bertahan), dan tetap mau memiliki harapan untuk situasi yang lebih baik.

Eksekusi teknis Budi Ubrux yang rapi dan epik menambah kecintaan saya pada pameran ini. Namun yang utama adalah pameran ini memperkaya pengalaman audiens dalam menikmati pameran seni yang esensial, humanis, dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun