Mohon tunggu...
Bertha Angelina Sitorus
Bertha Angelina Sitorus Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

Hobi menambah wawasan baru dengan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice : Asking and Giving Opinion for 8th Grade

8 Desember 2022   08:11 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:39 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran.

Best practices ini dilaksanakan dengan menggunakan media video dialog percakapan dan menerapkan metode diskusi serta guided conversations dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membuat dan mempraktekkan dialog asking and giving opinion di kelas VIII dalam lingkup Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Situasi:

Latar belakang masalah

Rendahnya kemampuan peserta didik dalam membuat dialog asking and giving opinion disebabkan oleh:

-Pemahaman siswa kelas VIII akan Bahasa Inggris masih rendah. Terkait interaksi interpersonal lisan dan tulis yang melibatkan tindakan meminta dan mengungkapkan pendapat serta menanggapinya (Asking and giving Opinion)

-Peserta didik mengalami kesulitan dalam membuat kalimat dialog tentang ungkapan menanyakan dan meminta pendapat dalam Bahasa Inggris

-Peserta didik mengalami kesulitan berlatih untuk berpikir kritis dalam menanyakan maupun meminta pendapat dalam Bahasa Inggris

-Peserta didik belum aktif dalam kegiatan berdiskusi

-Peserta didik belum percaya diri menampilkan hasil dialog dalam Bahasa Inggris

-Guru belum menggunakan strategi yang tepat dalam melatih dan membimbing siswa untuk mampu menulis kalimat ungkapan asking and giving opinion dan mempraktekkannya dalam sebuah dialog sederhana.

-Guru masih kurang referensi dalam menerapkan model-model pembelajaran inovatif

-Kurangnya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran

-Guru belum menerapkan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (student centered) serta Guru belum menerapkan metode pembelajaran yang kurang bervariasi dalam proses pembelajaran

Mengapa Praktik Ini Penting Untuk dibagikan?

Praktik ini penting untuk dibagikan karena :

-Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis, khususnya dalam model pembelajaran Problem Based Learning. Berdasarkan RPP yang telah dilaksanakan, metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan saintifik dengan berbasis TPACK. Dengan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, guru mendapat wawasan yang lebih luas untuk mempersiapkan perangkat pembelajarannya. Sehingga peserta didik belajar dengan lebih bervariasi dan inovatif dalam proses pembelajaran di kelas dan juga peserta didik lebih terarah untuk dapat berpikir kritis sesuai dengan model Problem Based Learning yang diterapkan oleh guru.

-Dengan menerapkan Problem Based Learning dalam pembelajaran, melatih peserta didik untuk saling berpikir kritis dalam memecahkan masalah, berkolaborasi secara berkelompok, memberikan pendapat dalam bentuk dialog.

-Memberikan suatu pandangan baru dalam pembelajaran, khususnya model Problem Based Learning yang telah diterapkan bagi sesama guru di lingkungan sekolah.

-Menyusun praktik baik yang telah dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar dan mengajar.

 

Peran dan Tanggung Jawab:

1.  Peran saya sebagai seorang guru dalam pembelajaran ini adalah memotivasi peserta didik dalam mempersiapkan kesiapan mereka dalam menerima materi pembelajaran yang akan dilaksanakan, selain itu pastinya guru mempersiapkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan sintaks yang terdapat dalam model Problem Based Learning. Guru juga membagikan LKPD yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Lalu guru memberikan feedback bagi peserta didik yang telah tampil dalam menampilkan dialog percakapan yang telah mereka buat secara berkelompok.

2. Sebagai fasilitator bagi peserta didik dalam menerapkan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk mengatasi permasalahan yang di hadapi dalam kegiatan pembelajaran dan mengobservasi tentang permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Serta menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di dalam pembelajaran yang  dilaksanakan. Dan guru juga melakukan refleksi diri dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Tantangan :

Tantangan untuk mencapai tujuan

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, maka beberapa tantangan yang dihadapi adalah :

-Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar yang banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut.

-Masih ada peserta didik yang belum percaya diri untuk mempresentasikan hasil dialognya di depan kelas.

-Anggapan peserta didik belajar untuk membuat dialog Bahasa Inggris masih sulit sehingga membuat peserta didik kurang termotivasi dalam menerima pelajaran.

-Guru harus berinovasi dan kreatif dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan penerapan model Problem Based Learning berbasis TPACK.

-Guru harus mampu menerapkan model pembelajaran yang menarik dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif agar menarik minat belajar peserta didik dalam Bahasa Inggris.

Siapa yang terlibat

Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Guru, Peserta didik, Rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini. Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dalam proses pelaksanaan pembelajaran PPL. Kepala      Sekolah       yang       membantu, mengobservasi dan memberi dukungan dalam kegiatan aksi PPL ini.

Aksi : 

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan tantangan.

Tantangan yang ada telah  diselesaikan  dengan baik oleh saya diantaranya yaitu:

Dalam kegiatan pendahuluan, guru memberikan apersepsi dan motivasi serta pemberian acuan agar apa yang telah dipelajari dapat bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Guru lebih intens lagi dalam membimbing peserta didik yang belum memahami tugas yang akan dilakukan, agar peserta didik yang masih pasif dalam kegiatan diskusi dapat berperan aktif di kelompoknya.

Guru mendampingi dan memberikan contoh kepada peserta didik baik individu maupun berpasangan bagaimana cara mempresentasikan hasil dialog secara berpasangan dan tetap memberikan semangat dan apresiasi kepada peserta didik atau kelompok yang sudah tampil.

Berkerjasama dan meminta masukan maupun saran dari Kepala Sekolah, teman sejawat maupun peserta didik agar hasil pembelajaran yang dilaksanakan memperoleh hasil yang baik dan dapat diminimalisir segala hambatan yang mungkin akan terjadi.

Guru mempersiapkan segala media maupun alat teknologi yang diperlukan dalam pembelajaran seperti fasilitas LCD proyektor, laptop, speaker, internet maupun yang terpenting adalah jaringan listrik di dalam kelas.

Guru menggunakan bahan ajar berupa LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk mengukur ketercapaian belajar peserta didik dan juga menggunaakan video pembelajaran yang ditampilkan lewat LCD proyektor, dengan media PowerPoint secara konkrit dikolaborasikan dengan berbasis TPACK sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.

Refleksi Hasil dan Dampak:

Dampak dari penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis TPACK dapat membuat pemahaman peserta didik lebih baik dan peserta didik lebih termotivasi terhadap materi meminta dan memberi pendapat (asking and giving opinion) di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi. Peserta didik bersemangat dan tidak cepat bosan dalam pembelajaran, karena pada saat pembelajaran peserta didik di bagi menjadi beberapa kelompok secara berpasangan. Guru membimbing peserta didik dalam kelompoknya dalam membuat dialog percakapan dengan teknik guided conversations. Hasil yang didapatkan selama proses pembelajaran sangat efektif karena pemilihan model dan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi pembelajaran.

Dengan penggunaan media yang bervariasi berbasis TPACK, peserta didik bersemangat dan termotivasi dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan pada saat pembelajaran peserta didik di bagi menjadi beberapa kelompok secara berpasangan dalam membuat dialog percakapan. Faktor yang menunjukkan bahwa model pembelajaran inovatif yang telah diterapkan berhasil adalah terlihat dari antusias peserta didik selama pembelajaran dan respon peserta didik setelah melakukan survei kepada peserta didik atas apa yang telah dipelajari serta teman sejawat dan kepala sekolah memberikan respon yang mendukung terhadap pelaksanaan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning (PBL).

Selanjutnya, praktik baik ini masih perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk itu penulis masih banyak perlu masukan ataupun referensi lagi agar praktik baik ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pembelajaran khususnya dalam mengajarkan keterampilan berbicara dalam Bahasa Inggris bagi peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun