RVA, perempuan usia 19 tahun sebagai Mahasiswa Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta telah menonton film "TemanTapiMenikah" dan "TemanTapiMenikah2" menyukai adanya pergantian pemeran.
Menurut RVA, pergantian pemeran tokoh Ayu di "TemanTapiMenikah2" benar adanya. Lantaran kemiripan Mawar De Jongh dengan tokoh Ayu lebih tinggi dibanding Vanesha Prescilla.
"Aku lebih suka karakter Ayu di TTM 2, karena lebih ekspresif dan hampir mirip dengan aslinya dibanding karakter Ayu di TTM 1," jelas RVA dalam wawancara bersama penulis.
RVA mengatakan pula bahwa di film "TemanTapiMenikah2" memiliki chemistry yang lebih dalam ketimbang di film "#TemanTapiMenikah".
"Ditto sama Ayu di TTM 2 lebih bisa menjiwai, bahkan chemistry yang dimainkan kayak suami istri beneran," kata RVA.
Untuk itu, dorongan penonton di film "#TemanTapiMenikah2" ialah dari perasaan yang saling terhubung antar tokoh, yang kemudian dibagikan kepada penonton melalui sebuah film.
Insan yang Berbeda, Persepsi yang Berbeda
Dengan demikian, reaksi penonton terhadap pergantian pemeran film bergantung dari pengalaman, perasaan, dan perspektif yang didapat. Baik diwaktu yang sama, maupun berbeda.
Insan yang berbeda, persepsi yang berbeda pula. Sehingga, letak estetika ketika adanya pergantian pemeran adalah di dalam diri masing-masing individu.
Tolak ukur letak estetika setiap manusia berbeda. Ada yang meletakkannya di karakter antar tokoh atau latar cerita, bahkan di aktris/aktor yang digemari.
Maka, persoalan letak estetika tidak ada salah atau benar, buruk atau baik. Namun, tentang makna dari film itu sendiri.