Mohon tunggu...
Berlian Wira Saputra
Berlian Wira Saputra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa Aktif Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Artificial Intillegence (AI) pada Pembuatan Karya Ilmiah

1 Juli 2024   12:00 Diperbarui: 1 Juli 2024   13:03 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabel 2. Persepsi Mahasiswa Tentang Awareness Dosen

(Sumber: Olah Data Peneliti)

Data survei diketahui diisi oleh total 292 responden mahasiswa sebagai pengguna ChatGPT, terutama pada pembuatan tugas akademiknya. Hanya terdapat 33,9% saja mahasiswa dosennya mengetahui bahwa dia menggunakan ChatGPT pada tugas akademiknya. Sedangkan, terdapat 66,1% responden mahasiswa yang merasa bahwa dosennya tidak mengetahui adanya keterlibatan ChatGPT pada pembuatan tugas akademik kuliahnya. 

Mahasiswa cenderung berusaha menutup-nutupi bukti penggunaan ChatGPT pada pembuatan tugas kuliahnya karena adanya pernyataan penggunaan ChatGPT pada pengerjaan tugas dan karya ilmiah yang dinilai sebuah pelanggaran. Visualisasi hasil survei data persepsi mahasiswa dapat dilihat seperti pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Penggunaan ChatGPT dianggap Melanggar Aturan Akademis(Sumber: Olah Data Peneliti)
Gambar 2. Persepsi Mahasiswa Mengenai Penggunaan ChatGPT dianggap Melanggar Aturan Akademis(Sumber: Olah Data Peneliti)

Survei untuk memperkuat data sebelumnya dilakukan terhadap responden yang sama yaitu mahasiswa untuk memenuhi data berdasarkan pandangan mahasiswa. Pada hasil data survei didapatkan nilai persentase yang cukup rata pada jawaban  jarang, kadang-kadang, dan sering. 

Namun, pada setiap bagian ujung, yaitu tidak  pernah dan selalu menjadi variabel dengan nilai terbanyak. Respon pada mahasiswa masih cukup bervariasi dengan persepsi mahasiswa terbanyak yang beranggapan penggunaan ChatGPT yang tidak melanggar aturan-aturan akademik.

Guna menguatkan persepsi akan pernyataan mengenai pengunaan ChatGPT yang melanggar kode etik akademis pada pengerjaan tugas dan karya ilmiah mahasiswa, diperlukan pandangan melalui dua arah. Selain persepsi dari mahasiswa, survei juga diberikan  pada responden  dosen  dengan pernyataan yang sama  mengenai penggunaan ChatGPT yang melanggar aturan akademis pada Perguruan Tinggi. Grafik mengenai persepsi dosen mengenai penggunaan ChatGPT yang dianggap melanggar aturan akademis dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3. Persepsi Dosen Mengenai Penggunaan ChatGPT dianggap Melanggar Aturan Akademis(Sumber: Olah Data Peneliti)
Gambar 3. Persepsi Dosen Mengenai Penggunaan ChatGPT dianggap Melanggar Aturan Akademis(Sumber: Olah Data Peneliti)

Survei data diambil pada pernyataan yang hampir sama dengan respondennya adalah para dosen bidang akademisi dengan pernyataan tingkat setuju dosen akan pembatasan penggunaan ChatGPT pada pengerjaan tugas kuliah. Pada hasil survei grafik semakin meningkat pada kesetujuan yang menggambarkan sebagian besar dosen memiliki persepsi untuk setuju dengan adanya pembatasan penggunaan ChatGPT pada pengerjaan tugas dan karya ilmiah.

Suatu survei untuk menguji dengan pertanyaan mengenai pedoman etika penggunaan ChatGPT dalam bidang akademik khususnya perkuliahan. Data survei didapatkan dengan 292 responden mahasiswa aktif yang pernah menggunakan ChatGPT pada pembuatan tugas atau karya ilmiah perkuliahan. Pada survei didapatkan sebanyak 29,35% responden menyatakan bahwa mereka tidak atau belum pernah mendapatkan pedoman mengenai etika penggunaan ChatGPT dalam pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun