Dampak yang paling terasa dari gaya hidup konsumtif adalah tidak stabilnya kondisi keuangan. Di awal bulan, mahasiswa rantau mungkin merasa memiliki banyak uang. Namun, jika pengeluarannya tidak terkontrol, di tengah atau akhir bulan mereka mulai mengalami krisis keuangan. Hal ini memaksa mereka untuk meminta kiriman tambahan dari orang tua, menggunakan aplikasi paylater, atau bahkan berhutang kepada teman mereka. Ketidakstabilan keuangan ini dapat memengaruhi kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
2. Menurunnya Kesejahteraan Psikologis
Ketidakstabilan keuangan akibat kebiasaan konsumtif bisa berdampak pada kesehatan mental mahasiswa rantau. Stres karena uang yang menipis atau tagihan paylater yang membengkak bisa memengaruhi fokus dan konsentrasi dalam belajar mahasiswa rantau. Alih-alih tenang, mereka malah dipenuhi kecemasan setiap kali notifikasi tagihan muncul. Dalam jangka panjang, hal ini bisa berdampak buruk pada performa akademik.
3. Terjebak dalam Lingkaran Utang
Sistem pembayaran "paylater" seringkali menjebak mahasiswa rantau dalam lingkaran utang ketika mereka menggunakannya secara berulang tanpa perencanaan yang matang. Mereka merasa bisa bernapas lega saat menggunakan fitur ini, padahal mereka hanya menunda masalah keuangan. Setiap bulan, tagihan yang harus dibayar bertambah, sehingga mahasiswa harus mencari sumber dana tambahan. Ketika utang tidak dapat dibayar, mereka cenderung kembali menggunakan layanan paylater untuk kebutuhan lainnya. Pola ini terus berulang dan semakin sulit dihentikan.
4. Prioritas Kebutuhan Menjadi Berantakan
Mahasiswa rantau sering kali mengalami kebingungan dalam menentukan prioritas kebutuhan. Â Perilaku konsumtif menyebabkan prioritas kebutuhan menjadi kacau. Uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan primer, seperti biaya makan, keperluan kuliah, dan kebutuhan pokok lainnya malah dihabiskan untuk kebutuhan sekunder atau tersier, seperti barang elektronik, fashion, hiburan, atau makanan viral kekinian. Jika kebiasaan ini terus terjadi, mahasiswa rantau akan kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya. Akibatnya, mereka harus berhemat di akhir bulan dan terpaksa mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan pokok.
Solusi untuk Menghindari Perilaku Konsumtif
1. Membuat Rencana Anggaran Bulanan
Pembuatan rencana anggaran bulanan merupakan langkah awal yang penting untuk mengontrol pengeluaran. Sebagai mahasiswa rantau, penting untuk membuat rencana anggaran bulanan. Tentukan alokasi uang untuk kebutuhan utama seperti biaya kos, makan, transportasi, dan keperluan kuliah. Sisihkan pula dana darurat sebagai cadangan untuk situasi yang tidak terduga. Dengan adanya anggaran, mahasiswa dapat mengontrol pengeluaran mereka secara lebih terstruktur dan membuat mahasiswa bisa lebih disiplin dalam mengatur keuangan.
2. Menghindari Belanja Impulsif
Belanja impulsif dapat dihindari dengan menghapus ataupun sekadar meminimalisir aplikasi belanja online dari Handphone. Sebelum membeli sesuatu pastikan untuk tanya pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan saat ini, Jika jawabannya tidak, sebaiknya tunda saja pembeliannya. Pendekatan ini membantu mahasiswa menunda keputusan pembelian yang tidak mendesak. Selain itu, hindari membuka aplikasi belanja online saat sedang bosan, karena kebosanan sering kali mendorong perilaku belanja yang impulsif.