Sungguh disayangkan memang. Padahal, dua pemilu sebelumya saya mempercayakan suara saya kepada partai merah ini, sejalan dengan pilihan saya untuk presiden pada suara Jokowi yang diusung partai tersebut.Â
Dalam berbagai unggahan pidato-pidato beliau di berbagai sosial media, pimpinan partai semakin kesini semakin terkesan arogan. Salah satunya menyinggung abang tukang bakso.Â
Belum lagi sikapnya pada Presiden Jokowi yang kerap kali tampak merendahkan dan sangat tidak menghornati jabatan beliau sebagai presiden.Â
Patut dipertanyakan, apakah pimpinan partai tidak menyadari bahwa Jokowi adalah idola sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk saya? Atau partai berusaha denial?
Bagaimana rasanya melihat idola kita direndahkan begitu rupa? Kesal dan marah pastinya, meski hanya bisa ngedumel dalam hati.Â
Memang benar Jokowi adalah kader dari partai beliau, tapi jangan disebut petugas partai juga, lah.Â
Jokowi tanpa partai itu, kasihan... Ah, apa iya? Hasil pemilu barusan seperti menunjukkan sebaliknya, partai itu tanpa Jokowi, lebih kasihan lagi, bukan begitu?Â
Itulah pula sebabnya pilihan suara saya pada pemilu 2024 pun berpindah ke partai lain. Sepertinya sudah tidak nyaman lagi memilih partai satu ini.Â
Dengan kemenangan 02 kali ini, semoga bisa jadi bahan pembelajaran bagi anda-anda yang ingin mencoba peruntungan menjadi capres, caleg, cagub atau ca... ca... lainnya. Termasuk partai pengusungnya.
Yang harus dimenangkan itu hati rakyat, jadi bersikap dan berlakulah sebagimana yang diinginkan rakyat. Curi hati rakyat dengan sikap penuh kerendahan hati yang tulus, bukan dibuat-buat alias imitasi.Â
Junjung tinggi sikap saling menghormati dan menghargai terhadap siapa pun, baik lawan politik maupun rekan satu partai atau satubkoalisi. Termasuk terhadap orang atau pihak yang menurut anda levelnya lebih rendah dari anda. Berhati-hati dengan sikap dan lisan.Â