Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Alasan Lebih Nyaman Berbelanja di Pasar Swalayan daripada Pasar Tradisional

10 Januari 2023   10:55 Diperbarui: 10 Januari 2023   16:41 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian seperti ini sering saya jumpai di kota tempat tinggal saya, perbatasan Jakarta Depok, entah di kota lain. Mungkin saja berbeda sesuai budaya daerah setempat. 

Situasi tersebut berbeda dengan pasar swalayan, pembeli tidak akan menghadapi pengalaman seperti itu. Umumnya pengunjung bebas melihat-lihat barang yang dipajang, selama yang pengunjung mau.

Pun tidak akan ada yang memarahi jika pengunjung sekadar melihat-lihat tanpa membeli apapun. Bahkan karyawan di sana umumnya memasang muka ramah, penuh senyum dan salam. 

Uniknya, sependek pengetahuan saya, situasi penjual yang judes, sepertinya tidak pernah saya temui di tempat kelahiran saya di Kota Tanjungandan, Belitung. Padahal saya dulu paling sering diajak ibu menemaninya berbelanja di pasar.

Seingat saya penjual di sana ramah-ramah. Kalau pun kita tidak jadi membeli, penjual akan tetap tersenyum dan mengucapkan terimakasih.  

Keramahan yang sama juga saya temui saat tinggal di Bogor. Penjual di pasar tradisional di Kota Bogor umumnya bersikap ramah kepada pengunjung, entah mereka akan membeli atau tidak dagangannya. 

Lalu mengapa di pinggiran Ibukota berbeda? Mungkin perlu satu artikel khusus untuk mengupasnya, hehe... 

***

Melalui tulisan ini, saya tidak bermaksud untuk mendiskreditkan pasar tradisional. Saya hanya berbicara fakta dan realitas yang saya lihat dan alami. 

Lagipula hal ini berbicara tentang selera. Setiap pengunjung atau pembeli memiliki selera berbeda dalam memilih tempat berbelanja. Pasar tradisional maupun pasar swalayan akan tetap memiliki pangsa konsumen sendiri. 

Namun, kalau mereka yang menjadi bagian dari pasar tradisional ingin meniru metode berbisnis dari pasar swalayan juga tidak apa-apa. Berarti akan ada perubahan ke arah yang lebih baik, ya kan? (MW) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun