Tidak hanya itu, Bahasa Melayu Bangka juga tergolong unik dan kompleks. Walaupun berada dalam satu wilayah yang sama, dialek satu daerah dengan daerah lainnya di Pulau Bangka belum tentu sama.Â
Misalnya, di wilayah Bangka Timur, dialek penggunaan kata selain berakhiran "e", juga ada yang berakhiran "o". Seperti "apo", " nek kemano" (mau kemana), "dimano" (dimana). Dialeknya mirip Bahasa Palembang (Baso Pelembang).Â
Sementara di ibukota  Pangkal Pinang dan Kota Sungailiat (Kabupaten Bangka), dialeknya sebagian besar sama. Lebih dominan menggunakan huruf "e"seperti Bahasa Betawi.Â
Kata penegas yang berbeda
Perbedaan lainnya antara Bahasa Bangka dan Bahasa Belitung, adalah pada kata penegas dalam kalimat tanya. Dalam bahasa Indonesia umumnya menggunakan kata "sih", seperti apa sih, kenapa sih.Â
Nah, dalam Base Belitong menggunakan kata "ken", seperti ape ken, ngape ken, sape ken. Ken diucapkan seperti mengucapkan kata "eka".
Sementara, dalam Base Bangka umumnya kata penegas menggunakan kata "ge", seperti ape ge, ngape ge, dan sape ge. Pengucapan " e" pada kata ge seperti pada kata "bela".
Sebagian penutur Base Bangka juga ada yang menggunakan kata penegas "wo", seperti sape wo, ngape wo, ade ape wo, dan sebagainya.
Budak, biak dan tunang
Bujang dan dayang merupakan sebutan. untuk perjaka dan gadis, berlaku sama baik di Bangka maupun Belitung.Â
Sedangkan "budak" adalah sebutan untuk "anak" dalam base Bangka. Sehingga anak-anak akan disebut "budak-budak".