Karena siapapun wanita pasti tidak ingin mendapatkan suami dengan tabiat demikian. Wanita punya kecenderungan ingin diperlakukan lembut dan lebih suka dibujuk dengan kata-kata manis.
Namun, impian akan pernikahan yang bahagia dengan suami yang selalu berlaku lembut dan berkata-kata manis, bagi sebagian wanita kadang tidak menjadi nyata.
Watak, sikap dan tindakan suami yang berbeda jauh dari harapan bahkan bisa membuat istri yang hidup bersamanya tertekan, teraniaya secara mental maupun fisik, depresi, bahkan bisa jadi tidak waras.Â
Sebenarnya karakter seseorang sudah bisa terbaca saat pacaran, termasuk karakter seorang laki-laki. Hanya saja, saat pacaran wanita sering dibutakan oleh cinta, sehingga menutup mata akan sisi-sisi negatif pacarnya.
Setelah menikah, sifat aslinya keluar kelas dan menjadi nyata. Namun, suka atau tidak suka, pernikahan itu tetap harus berjalan. Life must go on, sisters.
Biduk rumah tangga itu harus tetap berlayar, dengan orang-orang waras di dalamnya. Pernikahan tidak harus bubar hanya karena suami yang demikian.Â
Untuk itulah, 5 cara berikut ini bisa dilakukan para istri teraniaya tersebut agar tetap waras hidup bersama suami yang demikian, bahkan tetap bisa mempertahankan rasa cinta pada sang suami.
#1. Mengingat hal-hal baik dari suami dan bersyukur
Manusia tercipta dari debu dan tanah. Artinya, pada dasarnya manusia tidak sempurna. Manusia pasti pnuya kelemahan, pasti punya kekurangan. Tetapi di sisi lain, manusia juga punya kelebihan dan sisi-sisi positif yang bisa dibanggakan.
Dengan demikian, istri sebaiknya menutup telinga dan mata rapat-rapat terhadap perangai dan tingkah laku negatif sang suami. Lebih baik fokus saja terhadap hal-hal positif yang dimilikinya.