Mohon tunggu...
Martha Weda
Martha Weda Mohon Tunggu... Freelancer - Mamanya si Ganteng

Nomine BEST In OPINION Kompasiana Awards 2022, 2023. Salah satu narasumber dalam "Kata Netizen" KompasTV, Juni 2021

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ini Efek Samping Vaksin Pfizer yang Saya Rasakan

13 Oktober 2021   12:49 Diperbarui: 13 Oktober 2021   20:28 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Vaksin Pfizer, dapat memberikan efek samping pascavaksinasi, tetapi cenderung bersifat ringan (SHUTTERSTOCK/DANIEL CHETRONI via Kompas.com)

Setelah menanti selama hampir tiga bulan, hari Sabtu, minggu lalu saya divaksin. 

Sebagai penyintas Covid-19, yang terpapar bulan Juli 2021 lalu, saya harus mengikuti regulasi pemerintah soal vaksinasi.

Bila sebelumnya, penyintas Covid-19 harus menunggu tiga bulan setelah sembuh untuk bisa terima vaksin, sejak beberapa minggu lalu, regulasi berubah.

Tidak perlu lagi menunggu tiga bulan. Masa tunggu menjadi lebih singkat hanya satu bulan sejak sembuh untuk bisa disuntik vaksin Covid-19.

Saya pun terbantu oleh regulasi baru tersebut. Meskipun belum sampai tiga bulan sembuh, saya sudah bisa divaksin.

Kegiatan vaksin yang saya ikuti diselenggarakan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.

Vaksin yang diberikan adalah vaksin Pfizer, dosis pertama untuk saya.

Cukup kaget juga ketika tiba di lokasi. Antrean sudah cukup panjang, padahal waktu baru menunjukkan pukul 10.30 pagi.

Ternyata masih banyak juga warga Jakarta dan sekitarnya yang belum divaksin. Kemungkinan banyak diantaranya penyintas Covid-19.

Setelah melewati proses registrasi, beberapa kali antre, dan screening, satu jam kemudian lengan kiri saya disuntik vaksin buatan Amerika Serikat tersebut.

Setelahnya saya masih melewati masa observasi selama kurang lebih 30 menit, sebelum akhirnya saya menerima sertifikat vaksin dari petugas.

Di rumah, hanya tinggal saya yang belum diimunisasi Covid-19. Bahkan anak saya yang kelas 1 SMP sudah vaksin lengkap dua dosis. Begitu pula suami. Keduanya menerima vaksin Sinovac.

Efek samping vaksin Pfizer

Mengutip dari Kompas.com, dari hasil uji klinis, efek samping vaksin Pfizer pasca-vaksinasi sebagian besar bersifat ringan. Berikut beberapa efek samping vaksin mRNA Pfizer yang umum dilaporkan.

  • Nyeri badan di tempat bekas suntikan
  • Kelelahan
  • Nyeri kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Demam

Untuk saya sendiri, sampai saya tiba di rumah, saya belum merasakan efek apapun. Nyeri dan pegal di area bekas suntikan baru mulai saya rasakan sekitar 7 jam kemudian, sore hari. Nyerinya akan lebih terasa bila tersenggol.

Efek samping berikutnya yang saya rasakan adalah demam. 

Gejalanya mulai saya rasakan ketika saya terbangun keesokan harinya, pada Minggu dinihari, pukul 3 pagi.

Saat itu tiba-tiba saya terbangun dan merasa sangat kedinginan. Tidak biasanya. Saya pun kesulitan untuk tidur lagi.

Merasa tubuh mulai tidak nyaman, saya pun jadi curiga. Sepertinya tubuh saya mulai memberi respon pada vaksin yang dimasukkan ke tubuh saya. Sepertinya saya akan demam.

Saya pun penasaran. Pukul 5 pagi saya ambil termometer untuk mengukur suhu tubuh. Benar saja, 38,4. Saya demam.

Untung sudah sedia Paracetamol untuk jaga-jaga. Pagi itupun saya minum satu butir Paracetamol.

Sepanjang hari Minggu itu, yang saya rasakan seperti terkena gejala flu. Badan meriang, sesekali terasa nyeri di otot betis, paha dan pinggang, dan badan terasa lelah. Bawaannya ingin tiduran terus.

Untung suami sangat pengertian. Suami langsung ambil alih sebagian besar pekerjaan domestik rumah. Bagian saya hanya menyiram tanaman kesayangan saya dan memasak nasi.

Sisa waktu sepanjang hari minggu itu pun saya habiskan dengan rebahan. Bahkan ibadah online pun kami lakukan di kamar.

Hingga malam menjelang tidur, suhu tubuh saya berkisar 37-38. 

Hal yang sebaiknya dilakukan bila menghadapi efek samping

Untuk mengatasi efek samping pascavaksin, berikut beberapa hal yang saya lakukan:

1. Untuk meredakan nyeri pada area sekitar bekas suntikan, saya mengolesinya dengan salep.pereda nyeri otot. Saya juga berkali-kali menggerak-gerakkan lengan bekas disuntik, sekalipun sambil tiduran. Tujuannya agar lengan tidak kaku, dan nyerinya cepat hilang.

2. Untuk mengatasi demam, saya hanya minum Paracetamol tiga butir, pagi, siang dan malam selama satu hari.

3. Memperbanyak istirahat dan tidur. Tujuannya agar tubuh segera pulih.

4. Mengonsumai air putih lebih banyak dari biasanya. Tujuannya agar tubuh tidak mengalami dehidrasi karena demam. Banyak minum air juga akan membuat demam cepat turun. Saya sendiri, saat tidak tidur, minum air putih 1 mug ukuran 325 ml setiap satu jam.

Vaksin Covid-19 tetap penting

Syukurlah gejala pascavaksin yang saya rasakan tidak berlangsung lama. Ketika bangun pagi di hari Senin, tubuh saya sudah normal. Tidak terasa sisa-sisa demam. Nyeri di lengan bekas suntikan dan nyeri otot pun tidak terasa lagi. Hilang dengan sendirinya.

So, meskipun bierpotensi memberikan efek samping, kita tetap harus divaksin, apapun jenis vaksinnya. Vaksin Covid-19 juga protokol kesehatan menjadi kunci utama mempercepat kita keluar dari pandemi ini.

Jangan khawatirkan soal efek samping tersebut. Bagi saya sebagai seorang penyintas Covid-19, gejala sakit yang saya rasakan setelah vaksin bukan masalah besar. 

Dibandingkan dengan sakit yang saya rasakan saat terpapar Covid-19 bulan Juli lalu, efek samping pascavaksin nggak ada apa-apanya. Sangat ringan.

Lagipula, efek samping vaksin adalah hal yang wajar. Menandakan bahwa vaksin sedang bekerja dalam tubuh kita. Sistem daya tahan tubuh sedang belajar cara melindungi diri kita dari penyakit.

Efek samping ini juga hanya berlangsung 1-3 hari. Sementara bila terpapar, sakit yang dirasakan bisa sampai dua minggu, bahkan ada yang lebih dari itu.

Tunggu apa lagi. Yuk, vaksin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun