Situasi Jakarta saat ini memang sepertinya sedang "tidak baik-baik saja" berkaitan dengan peningkatan kasus positif Covid-19. Semakin hari kasus positif Covid-19 kian bertambah.
Melansir dari Kompas.com, kasus baru Covid-19 di DKI Jakarta bertambah sebanyak 5.262, pada Senin kemarin. Selanjutnya, pasien dalam perawatan meningkat sebanyak 4.193, kini tercatat ada 32.170 pasien Covid-19. Sebanyak 6.809 pasien dirawat di rumah sakit, sedangkan 25.361 pasien menjalani isolasi mandiri.
Di tengah peningkatan kasus baru yang cukup besar ini, kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tetap berjalan seperti biasa.
Sekolah anak saya yang sebelumnya ditutup selama satu minggu akibat adanya siswa kelas 3 SD yang terpapar Covid-19, Senin kemarin sudah menggelar PTM kembali khusus SMP, sementara PTM untuk TK/SD masih dihentikan sementara dan dialihkan secara daring.
PTM yang tetap dilaksanakan dalam kondisi peningkatan jumlah pasien positif yang cukup signifikan ini menuai kekhawatiran banyak orangtua siswa. Wajar saja jika kemudian sebagian orangtua murid enggan memberangkatkan anak mereka ke sekolah.Â
Di kelas anak saya saja yang duduk di kelas 7, sepertiga siswa tidak hadir pada PTM Senin kemarin. Saya menduga ini berkaitan dengan kekhawatiran orangtua.
Dalam grup WA orangtua dan wali kelas juga, berkali-kali orangtua meminta pihak sekolah meninjau ulang kegiatan PTM. Tetapi pihak sekolah menyampaikan bahwa sekolah hanya mengikuti arahan dan ketentuan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Dalam situasi seperti ini, menurut saya sebagai orangtua siswa, memang ada baiknya pelaksanaan PTM khususnya di DKI Jakarta ditinjau ulang.
Ada baiknya PTM dihentikan sementara, paling tidak hingga situasi lebih kondusif. Artinya hingga lonjakan kasus positif mereda atau melandai.Â
Para ahli memperkirakan lonjakan kasus akan terus naik dalam bulan Februari ini. Jadi, tidak ada salahnya jika pembelajaran daring kembali dilakukan paling sedikit selama beberapa minggu ke depan.
Andaikata pun PTM tetap digelar, opsi lain bisa dilakukan untuk melindungi siswa dari penularan  Covid-19.