Anak-anak kreatifÂ
Berbicara musim kemarau, memori mengajak saya kembali pada kenangan masa kanak-kanak.
Masa itu teknologi komunikasi dan informasi masih sangat terbatas. Belum ada gawai, tidak ada internet. Alat-alat elektronik yang menghasilkan hiburan di rumah hanya televisi dan tape recorder yang juga terdapat radio di dalamnya.
Musim kemarau adalah surga bagi anak-anak saat itu. Anak-anak tidak betah tinggal di dalam rumah karena memang tidak tersedia media permainan yang cukup di dalam rumah.
Permainan mobil-mobilan bagi anak lelaki maupun boneka bagi anak perempuan belum banyak dijual pada masa itu, apalagi di kota kecil tempat tinggal kami. Itu sebabnya anak-anak lebih senang bermain di luar rumah.
Saya menyebut anak-anak zaman itu sangat kreatif. Apapun yang ditemukan di luar rumah bisa dijadikan media permainan.Â
Beruntung kami tinggal di sebuah desa di pinggir kota, di kelilingi kebun juga lahan-lahan hijau yang belum dimanfaatkan di mana berlimpah sarana dan media bermain alami bagi anak-anak. Sangat menyenangkan mengeksplorasi apa yang disediakan alam untuk dijadikan mainan.
Daun pisang dijadikan payung-payungan serta dedaunan dari pohon lain juga dibuat menjadi piring dan mangkuk pada permainan masak-masakan.Â
Caranya tinggal membuat daun itu melengkung, atau menyatukan beberapa daun dan dibuat melengkung, lalu mengaitkannya dengan potongan-potongan lidi. Bunga diracik dan ditata seolah menjadi makanannya.
Daun-daunan juga bisa dibuat menjadi mahkota pada permainan kerajaan-kerajaan, atau dibuat menjadi topi militer untuk bermain perang-perangan. Potongan-potongan kayu maupun pelepah pisang bisa dijadikan senjata-senjataan atau pistol-pistolan.Â